Sabtu, 18 April 2020

Masalah-Masalah Perilaku Dalam Pembelajaran

Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE Untuk peran resume mata kuliah Psikologi Pendidikan silahkan dicopy :) A.        Hakikat problem perilaku dalam belajar 1.          Konsep perilaku mencar ilmu Perilaku Belajar mampu diartikan selaku suatu aktivitas mencar ilmu. Sebenarnya rancangan dan pemahaman mencar ilmu itu sungguh bermacam-macam tergantung dari sudut pandang setiap orang yang mengamatinya. Belajar sendiri diartikan sebagai pergeseran yang secara relatif berlangsung usang pada sikap yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman (Davidoff, 1998, h 178). Morgan dkk (dikutip oleh Walgito 2003, h 166) memperlihatkan definisi perihal berguru selaku berikut. Belajar mampu diartikan sebagai perubahan yang relatif menetap pada sikap yang terjadi selaku akibat dari latihan atau pengalaman. Tiga bagian utama dalam rancangan mencar ilmu antara lain: a.           Belajar berhubungan dengan pergantian perilaku. Dalam kegiatan mencar ilmu di sekolah, perubahan sikap itu mengacu pada kesanggupan untuk mengenang atau menguasai aneka macam bahan berguru dan kecenderungan penerima asuh mempunyai sikap dan nilai-nilai yang diajarkan oleh pendidik, sebagaimana telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Untuk mengukur apakah seorang telah berguru atau belum mencar ilmu diperlukan adanya perbandingan sikap sebelum dan sehabis mengalami kegiatan berguru. b.   Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Pengalam mampu membatasi jenis-jenis pergantian sikap yang dipandang mencerminkan belajar. Pengalaman dalam pebngertian belajar mampu berupa pengalaman fisik, psikis, dan sosial. Perubahan sikap karena perkembangan dan kematangan fisik tidak dapat dipandang sebagai hasil mencar ilmu. Kematangan pada diri seseorang yang berkaitan dengan perkembangan dan perkebangan fisik itu selaku prasyarat untuk belajar. c.        Perubahan perilaku sebab proses mencar ilmu bersifat relatif permanen. Seseorang bisa memahami proses mencar ilmu dan menerapakan pengetahuan yang diperoleh dari berguru dari kehidupan konkret, maka beliau bisa menerangkan segala sesuatu yang ada di lingkungannya. Demikian pula kalau seseorang bisa mengerti prinsip-prinsip berguru, maka akan mampu mengubah perilaku mirip yang dikehendaki.   B.         Konsep dan ciri siswa terisolir 1.          Konsep Anak terisolasi ialah anak yang tidak mempunyai sobat dalam pergaulannya sebab beliau tidak memiliki minat untuk mengikuti aktivitas-acara kalangan selaku proses bersosial. Anak seperti ini lebih tertarik untuk melakukan kegiatan seorang diri dan tidak bakir dalam segi pergaulannya antar sesama sobat. Dari pemahaman kedua dari anak teisolasi ini, anak menjadi terisolir alasannya perbuatan atau sikap dari anak itu sendiri yang enggan atau tidak adanya harapan untuk melakukan kontak atau hubungan sosial dengan kelompoknya. 2.          Ciri-cirinya Anak terisolasi dari lingkungannya adalah mempunyai ciri selaku berikut: a. Mempunyai minat yang rendah untuk bersosial b. Tidak bisa bersosialisasi dengan baik c.  Kurang bisa menyesuiakan diri dengan lingkungannya d.  Melakukan kegiatan sendiri dan tidak dapat menyerap norma-norma dari lingkungannya e.  Kemampuan daya pikirnya lemah atau rendah f.  Tidak rapi g.   Tidak aktif dalam masalah golongan h.  Tidak memiliki gagasan i.   Tidak mempertimbangkan kepentingan kelompok j.   Tidak sabar k.  Tidak jujur l.   Tidak suka menolong. Tidak suka berafiliasi dan menolong kelompok m. Tidak bertanggung jawab. n.  Tidak pemurah o.  Tidak kasih sayang Selain ciri-ciri di atas ada ciri-ciri lain anak terisolasi berdasarkan Elizabeth B.Hurlock ialah : a. Penampilan diri yang kurang mempesona b. Kurang sportif c. Penampilan yang tidak cocok dengan tolok ukur teman d. Perilaku yang menonjolkan diri, mengusik orang lain, suka memerintah, tidak berafiliasi dan kurang bijaksana e. Mementingkan diri sendiri dan gampang marah f.  Status sosioekonomis berada di bawah sosioekonomis kelompok g. Tempat yang terpencil dari kelompok   C.         Konsep dan ciri siswa underachiever 1.          Konsep Underachiever  adalah anak yang berprestasi rendah dibandingkan tingkat kecerdasan yang dimilikinya. Menurut Prayitno dan Amti (1999:280) underachiever identik dengan keterlambatan akademik yang bermakna bahwa “kondisi siswa yang diperkirakan memiliki intelegensia yang cukup tinggi, tetapi tidak mampu memanfaatkannya secara maksimal.” Rimm (dalam Del Siegle & McCoah, 2008) menyatakan bahwa saat siswa tidak memperlihatkan potensinya, maka ia termasuk  Underachiever. 2.             Ciri-cirinya Karakteristik tersier siswa underachiever antara lain buruknya keterampilan dalam tugas-tugas sekolah, kebiasaan berguru yang buruk, mempunyai masalah penerimaan oleh sobat sebaya, konsentrasi yang jelek dalam aktivitas sekolah, tidak bisa mengendalikan diri baik di rumah maupun di sekolah, mudah jenuh, “meninggalkan” acara kelas, mempunyai kesanggupan berbahasa oral yang baik, namun buruk dalam menulis, mudah terdistraksi dan tidak sabaran, sibuk dengan pikirannya sendiri, kurang jujur, sering mengkritik diri sendiri, mempunyai korelasi pertemanan yang kurang baik, suka bercanda di kelas (membuat keributan), ramah kepada orang yang lebih bau tanah, dan bertingkah yang tidak biasa. Ciri ciri biasa anak underachiever ialah: ·   Memiliki self esteem yang rendah, kurang merasa berguna untuk tampil diantara sobat-sobat atau keluarganya ·     Memiliki rancangan diri yang tidak kongkret, kadang merasa sebagai anak yang gagal atau tidak berguna ·     Menghindari komunikasi, menghindari risiko, tidak berdaya (menunggu diajak orang lain) ·   Pasif, taat hanya sekedarnya saja ·    Agresif, memberontak ·    Menolak perintah atau arahan dari tokoh otoritas (orangtua, guru dan lain-lain) ·   Menyalahkan orang lain jika ada persoalan ·    Kurang konstruktif dalam golongan ·    Tidak punya tokoh kenali, tidak memiliki sahabat dekat ·    Kurang fleksibel, sering ‘mentok’, kreativitas rendah ·    IQ lebih tinggi dari prestasi dan prestasinya  inkonsisten: kadang anggun, kadang tidak ·   Tidak menuntaskan pekerjaan rumah ·    Takut gagal (atau sukses) dan  menghadapi ulangan. ·    Tidak punya inisiatif,  malas, bahkan tertekan. Perilaku yang mereka tunjukkan di sekolah, antara lain: ·    Bersikap negatif terhadap sekolah ·    Berkata jikalau ia bosan berguru ·    Tugas-tugasnya tidak tamat ·    Tidak pernah puas dengan hasil kerjanya (perfeksionis) ·     Mudah terusik konsentrasinya ·      Mempunyai masalah disiplin – berkeliling kelas, telat, mengganggu kelas ·     Menyalahkan guru atau sobat kalau ada dilema ·    Prestasi akademiknya rendah ·    Tidak punyai target, ambisinya kurang.   Menurut Clark (1992: 471) ada beberapa karakeristik yang ditunjukan siswa underachiever , ialah sebagai berikut: 1)       Menunjukan prestasi yang bertentangan dengan cita-cita atau potensi yang dimilikinya. 2)       Merasa tidak senang dengan sekolah atau gurunya dan cenderung bergabung dengan sahabat yang juga memiliki perilaku negatif terhadap sekolah. 3)       Kurang termotivasi untuk berguru, tidak melaksanakan peran, sering mengantuk ketika berguru dan tidak tuntas dalam melakukan tugas . 4)       Kurang mampu melakukan pembiasaan intelektual. 5)       Merasa kurang bersemangat, kurang tegas dan sering ribut di kelas. 6)       Memiliki disiplin yang rendah, sering terlambat sekolah, enggan mengerjakan peran, sering ribut, dan mudah terpengaruh. 7)       Tidak mempunyai kegemaran atau minat kepada kegiatan untuk mengisi waktu luang. 8)       Takut cobaan dan berprestasi rendah.     D.        Konsep dan ciri siswa maladaptive 1.          Konsep Kegagalan individu mengintegrasikan faktor-aspek identitas abad kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikisosial kepribadian pada kurun cukup umur yang harmonis. 2.          Ciri-cirinya a.              Menimbulkan akhir yang tidak menggembirakan bagi pelaku maupun lingkungannya b.             Tidak sesuai dengan peranan dan fungsi individu pelakunya c.              Tidak sesuai dengan stimulus yang dimunculkan oleh lingkungannya.   E.         Konsep dan ciri siswa yang mengalami stres akademik 1.          Konsep Chapman, et al. (1992) mengungkapkan bahwa stres akademik ialah konsekuensi dari evaluasi siswa kepada permintaan yang stressfull dan pandangan   mereka perihal kesanggupan yang mereka miliki untukmengatasi permintaan tersebut. Stres akademik merupakan stres yang disebabkan oleh academic stressor. Academic stressor yaitu stres siswa yang bersumber dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan berguru yang meliputi: tekanan untuk naik kelas, lama belajar, mencontoh, banyak peran, menerima nilai ulangan,   birokrasi,   menerima   beasiswa,   keputusan   memilih   jurusan   dan karir serta kecemasan cobaan dan manajemen waktu (Desmita,2011: 297). 2.          Ciri-cirinya Matheny dan   Carty (Arif Nurrakhman,   2009) menyebutkan   gejala stres yg ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Fisik;   ditandai   dengan   pergantian   berat   tubuh,   kecapekan   fisik,   memegangbenda secara erat, tangan lembab dan acuh taacuh, otot tegang, gigi gemeretak,sakit   kepala,   sering   masuk   angin,   keluar   keringat   acuh taacuh   dan   tubuh   tidakmampu beristirahat secara optimal 2. Perilaku;    ditandai    dengan    sering    menggerutu,    insomnia,    menyendiri, berbohong,     melamun,     gugup,     menyalahkan     orang     lain,     membolos, ketidakmampuanmenolong diri sendiri, hirau tak hirau dengan tampilan, dan kesusahan mendisiplinkan diri. 3. Pikiran; gampang lupa, tidak memiliki tujuan yang terperinci, tidak bisa menentukanprioritas   dalam   hidup,   gundah,   prestasi   menurun,   tidak   bisa   menentukanpilihan, kehilangan harapan, berfikir negatif, merasa diri suka menyendiri,merasa tidak berkhasiat,dan merasa tidak mampu menikmati hidup 4. Emosi; ditandai dengan rasa gelisah, gampang murka, takut, gampang menangis, merasa   diabaikan,   gampang   tersinggung,   cemas,   tidak   mencicipi   kepuasan, kebahagiaan dan kedamaian, mudah panik dan tidak memiliki rasa humor. /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-ansi-language:IN;
Sumber https://bookish15.blogspot.com


EmoticonEmoticon