BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap dengan cita-cita mendapatkan kembali dana yang diinvestasikan tersebut mirip halnya pada aktiva lancar. Perbedaannya ialah pada jangka waktu. Cara kembalinya dana yang diinvestasikan dalam kedua golongan aktiva tersebut. Keseluruhan proses penyusunan rencana dan pengambilan keputusan mengenai dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melampaui waktu satu tahun disebut penganggaran modal atau Capital Budgeting. Menurut Andrew Graham dari School of Policy Studies Queens University: “Capital Budgeting is a process used to evaluate investments in long-term or capital assets”. Capital assets adalah aset yang dimiliki perusahaan dengan usia atau era pemanfaatan lebih dari setahun. Biasanya dana atau biaya yang dikelola untuk mengatasi aset ini sungguh besar. Sehingga teknik penganggaran modal ini sifatnya sangat penting. Menurut Eugene F.Bringham dan Michael C. Ehrhardt: “Capital Budgeting is the decision process that managers use to identify those projects that add to the firm’s value, and as such it is perhaps the most important task faced by financial managers and their staffs”. Contoh Capital Budgeting ialah pengeluaran dana untuk aktiva tetap ialah tanah, bangunan, mesin-mesin dan peralatan. Penganggaran modal menjelaskan perihal perencanaan jangka panjang untuk merencanakan dan mendanai proyek besar jangka panjang. Dalam konteks suatu negara atau pemerintahan, penganggaran modal mempunyai implikasi dua hal yakni sebagai instrumen kebijakan fiskal dan untuk memajukan kekayaan higienis dari pemerintah. Dan untuk hal-hal terlentu ialah alat pembangunan tempat. Fungsi dari melakukan Capital Budgeting antara lain untuk mengidentifikasi investasi yang memiliki peluang. Apabila telah didapatkan, teknik ini dapat pula digunakan untuk memilih alternative investasi. Setelah diseleksi, lalu mampu dijalankan audit dalam pelaksanaannya. Secara tradisional, proyek menggunakan penganggaran modal selaku dasar untuk pengambilan keputusan investasinya antara lain untuk membangun suatu hotel yang gres, untuk mengkalkulasikan kelayakan pengerjaan sebuah kantin di sebuah sekolah atau untuk mengganti metode pembakaran di suatu pabrik baja. Keputusan penganggaran modal mempunyai imbas yang sangat terang terhadap tingkat kesehatan keuangan perusahaan untuk jangka panjang. Sebuah proyek yang didasarkan pada keputusan penganggaran modal yang berhasil, akan mendorong mengalirnya pendapatan (cashflow) perusahaan untuk jangka panjang. Sebaliknya, penganggaran modal yang tidak baik akan menyebabkan tingkat pengembalian investasi yang mencukupi. Akibatnya mampu saja sebuah proyek atau sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan. Keputusan penganggaran modal mampu pula dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, barang atau jasa apa yang akan dibuat, bagaimana barang atau jasa itu dijual pada konsumen? Dan bagaimana cara menjualnya ? BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Capital Budgeting adalah ialah proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting “Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesmentsconsistents with the firm’s goal of owner wealth maximization”. Investasi juga berarti pengeluaran pada dikala ini dan hasil yang dibutuhkan dari pengeluaran tersebut gres akan diterima lebih dari satu tahun mendatang. Definisi Capital Budgeting adalahsebagaiberikut: “Capital Budgeting involves the entire process of rencana whose returns are expected to extend beyond one year”. Capital Budgeting: Proses penilaian dan seleksi investasi jangka panjang yang cocok dengan tujuan perusahaan (maksimisasi kemakmuran pemilik). “ seorang manajer keuangan senantiasa dihadapkan pada berbagai pilihan investasi yang paling menguntungkan bagi perusahaan” 1. Perencanaan tentang penanaman modal dan penanaman uang (dana) secara kontinyu dari aneka sumber daya organisasi serta pengembalian dan pengendaliannya. 2. Penganggaran modal adalah investasi jangka panjang untuk memperoleh keuntungan di kurun mendatang, atau pengeluaran modal ketika ini untuk mendapatkan laba abad mendatang dalam jangka panjang. 3. Menurut James C Van Horne (1993:106) Investasi ialah “aktivitas yang dilangsungkan untuk mempergunakan pengeluaran kas pada waktu sekarang ini dengan tujuan untuk menciptakan keuntungan yang dibutuhkan dimasa yang mau tiba”. 4. Menurut Winardi dalam kamus ekonomi (1982) investasi ialah “pembelian saham-saham obligasi dan benda-benda tidak bergerak setelah dilakukan analisis menjamin modal yang diletakkan menunjukkan hasil yang membuat puas faktor-faktor tersebut membedakan investasi dengan spekulasi atau pembelian alat-alat bikinan (termasuk didalamnya benda-benda untuk dijual) dengan modal berbentukmodal duit”. 5. Menurut Kamarudin Ahmad (2004 : 3) Investasi yaitu : “Menempatkan uang atau dana selaku cita-cita untuk menemukan komplemen atau keuntungan tertentu atas duit atau dana tersebut” 6. Menurut Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha (2002 : 3) Investasi ialah : “Membeli sebuah aset yang diharapkan di kala tiba dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.” B. Macam-macam Investasi Investasi mampu dikatagorikan menjadi dua, adalah : 1. Investasi SDM, bentuknya ialah mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan SDM semoga mampu bekerja lebih efekltif, efesien, dan produktif. Investasi SDM risikonya susah diprediksi, alasannya manusia memiliki tiga factor utama yang sulit diprediksi adalah; pikiran, perasaan, dan kepentingan. Pikiran masih bisa diukur dengan Intellegency quotient (IQ), tetapi perasaan dan kepentingan sukar diukur. 2. Investasi Material, bentuknya alat kerja dan modal kerja atau investasi riil dan investasi financial. Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan : 1. Investasi Jangka panjang berarti berisiko tinggi, alasannya masa mendatang kebanyakan ketidakpastiannya tinggi. 2. Biaya modalnya besar, keputusan mesti tepat. 3. Setiap ketupusan yang diambil dalam penganggaran modal menghipnotis leverage operasi dan leverage keuangan . 4. Tahap penyusunan rencana Investasi mencakup rencana dan tujuan yang ingin diraih, struktur modal, biaya modal, dan persetujuan penanggung risiko (pemilik modal). Contoh Investasi : 1. Penggantian Alat-alat Perlengkapan 2. Perluasan Pabrik atau Produk 3. Penyempurnaan Produk yang ada atau Penambahan Jenis Produk Baru. Bentuk-Bentuk (Motiv-Motiv) Investasi 1. Penggantian untuk kelanggengan perjuangan atau penurunan biaya 2. Ekspansi atas prosuk atau pasar yang sudah ada 3. Ekspansi atas produk yang baru 4. Proyek pengamanan dan/atau lingkungan. Penilaian investasi dalam konteks capital budgeting akan memakai beberapa alat analisis baik bersifat sederhana hingga yang bersifat kompleks.sebeum memakai model-versi tersebut. beberapa hal perlu dipahami antara lain rancangan nilai waktu uang ( time value of money ), discount factor, compound factour. Pendekatan dalam pengambilan Keputusan 1. Pendekatan Terima-Tolak. Digunakan bila sumber dana perusahaan tidak terbatas atau selaku filter permulaan atas tawaran investasi. Perusahaan memutuskan stansar minimum penerimaan ajuan investasi. 2. Pendekatan peringkat. Tepat dipakai unutk proyek mutually exclusive atau situasi Rasionalisasu Modal. C. Aliran Kas (Cash Flow) Cash flow atau proceeds yaitu pendapatan setelah pajak (earning after tax/EAT) ditambah dengan penyusutan atau depresiasi aktiva tetap yang dapat dituliskan dalam samaan berikut ini. Proceed = keuntungan sesudah pajak (EAT) + Penyusutan Cash flow dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu: 1. Conventional Cas Flow Pola pemikiran kas yang konvensional pertanda suatu initial cash outflow yang disertai dengan suatu seri cash flow secara berlanjut. 2. Non Conventional Cas Flow Dibandingkan dengan acuan kas konvensional, pada teladan non konvensional, penanam modal akan menerima beberapa kemungkinan contoh anutan ka, baik yang bersifat cash inflow ataupun cash outflow. Misalnya dari serangkaian anutan kas, pada tahun tertentu terjadi pengeluran untuk perbaikan mesin, yang membutuhkan capital expenditure. Pada acuan pedoman konvensional, setalah pengeluaran awal, penanam modal akan mendapat suatu cash inflow, tetapi tidak ada pemikiran kas yang bersifat cash outflow. Komponen Utama Aliran Kas 1. Investasi permulaan 2. Aliran kas masuk operasi 3. Aliran kas terminal D. Perbedaan pemahaman keuntungan akuntansi dan cash flow (Aliran/Arus Kas) Keuntungan akuntansi yang dimaksudkan disini yaitu laporan bukuan laba bersih dari hasil operasi/non operasi seteah dikurangi pengeluaran pajak. Penilaian investasi menurut pada aliran kas dan bukan pada laba yang dilaporkan dalam buku semata. Untuk keperluan tersebut, kita perhitungkan pengeluaran yang bersifat tunai. Sbab, dalam perkiraan laba atas dasar pembukuan, kita sudah mengurangkan pengeluaran-pengeluaran non tunai mirip penyusutan maupun amortisasi. Dengan demikian, kita harus benar-benar menjumlah kembali berapa anutan duit tunai-baik yang masuk maupun yang keluar perusahaan yang dihasilkan/dibutuhkan untuk kebutuhan investasi tersebut. Aliran kas untuk tujuan penganggaran modal didefinisikan sebagai arus kas setelah pajak atas semua modal didefinisikan selaku arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut mampu diuraikan selaku : Aliran (Arus) Kas = ∆ EBIT – T (∆ EBIT) + ∆ Depresiasi = (1 – T) ∆ EBIT + ∆ Depresiasi = ∆ EAT + (1- T) ∆ I + ∆ Depresiasi Dengan EBIT : Earning Before Interest & Takes (Laba Sebelum Bunga & Pajak) EBIT :TR – TVC – TFC EAT : Earning After Tax (Laba Bersih sesudah bunga & Pajak) TR : Total Revenue/Penjualan TVC : Biaya Variabel Total ( Total Variable Cost ) TFC : Biaya Tetap Total ( Total Fixed Cost ); termasuk biaya depresiasi T : Tingkat pajak yang berlaku bagi perusahaan I : Perubahan Beban Bunga Pada kasus investasi yang didanai semuanya oleh modal sendiri, atau dengan perkataan lain investasi tersebut tidak didanai oleh uang, maka formulasi di ats mampu dituliskan kembali menjadi: Aliran Kas = ∆ EAT + Depresiasi Karena dalam hal ini ∆I = 0 Setiap usulan pengeluaran modal ( Capital Expenditure ) selalu mengandung dua macam aliran kas, adalah: 1. Aliran kas keluar netto ( Net Cash Flow ), yaitu aliran uang tunai yang dibutuhkan untuk investasi gres. 2. Aliran kas masuk netto ( Net Cash Inflow ), adalah fatwa uang tunai masuk sebagai hasil dari investasi baru dan sering pula disebut net cash proceeds/proceeds. Sumber Pembiayaan Investasi : 1. Modal Pinjaman , biaya modal bantuan (kb) 2. Modal Sendiri , ongkos modal sendiri (ks) 3. Menentukan besarnya ongkos modal rata-rata tertimbang (k) atau WACOC = Weighted Average Cost Of Capital sebagai Discount Rate dengan Formula : k = kb (1-T) (B/V) + ks (S/V) Dimana : T = Tax/pajak, B = debt/hutang, S = Stock/Saham/Modal Sendiri dan V= Value / Nilai Perusahaan/Total Assets. E. CAPITAL BUDGETING: Secara umum, capital budgeting mempunyai arti penting berupa: 1. Jangka waktu tertanamnya aset yang usang membuat perusahaan perlu memikirkan sumber dana lain bagi kebutuhan lainnya. 2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut dua hal: a. BiIa investasi yang terlampau besar akibatnya yakni banyak perlengkapan yang tidak beroperasi. b. Bila investasi yang terlampau kecil sehingga kelemahan perlengkapan risikonya ialah perusahaan bekerja dengan harga pokok yang terlalu tinggi sehingga menghemat daya saing. 3. Pengeluaran dana untuk kebutuhan tersebut umumnya meliputi jumlah yang besar yang tidak mampu diperoleh dalam rentang waktu yang pendek atau sekaligus, sehingga perlu adanya kecermatan dalam melaksanakan perhitungan. 4. Kesalahan dalam melaksanakan penghitungan mempunyai arti berakibat panjang sehingga kerugian besar niscaya terjadi. 1. Metode dalam Capital Budgeting Syamsuddin (2007) menyatakan, ada beberapa metoda dalam Capital Budgeting untuk penentuan rangking investasi dan pengambil keputusan,yaitu: a. Average Rate of Return Metode Average Rate of Return atau sering disebut juga dengan Accounting Rate of Return, menawarkan prosentase laba netto sesudah pajak dijumlah dari Average Investment atau Initial investment. Metode ini mendasarkan diri pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku (Reported Accounting Income), (Bambang Riyanto, 1995). Metode accounting rate of return ialah sistem evaluasi investasi yang mengukur seberapa besar tingkat keuntungan dari invetasi.Metode ini menggunakan dasar keuntungan akuntansi sehingga angka yang dipergunakan yakni laba sesudah pajak (EAT) yang daripada rata-rata investasi. ARR= Rata-rata EAT Rata-rata Investasi ×100% Untuk menjumlah rata-rata EAT dengan cara menawarkan EAT (keuntungan sehabis pajak) selama umur investasi dibagi dengan umur investasi. Sedangkan untuk menghitung rata-rata investasi adalah investasi ditambah dengan nilai residu dibagi 2. Setelah angka accounting rate of return dijumlah kemudian dibandingkan dengan tingkat laba yang diisyaratkan. Apabila angka accounting rate of return lebih besar dibandingkan dengan laba yang diisyaratkan, maka proyek investasi ini menguntungkan, jika lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang diisyaratkan proyek ini tidak layak. Kebaikan sistem ini adalah sederhana dan mudah, alasannya untuk mengkalkulasikan ARR cukup melihat laporan rugi-keuntungan yang ada. Sedangkan kelemahan metode ini mengabaikan nilai waktu nilai waktu uang (time value of money) dan tidak memperhitungkanaliran kas (cashflow). Contoh: Perusahaan “Sari Delima” sedang menganggap dua buah proyek A, dan B, yang masing-masing membutuhkan initial investment sebesar Rp. 6.000.000,00 untuk proyek A, dan Rp 7.200.000,00 untuk proyek B. Perusahaan akan menggunakan metode garis lurus (stright-line method) dalam mendepresiasi kedua proyek tersebut. Umur irit masing-masing proyek yaitu 6 tahun dan tidak ada nilai residu. Berdasarkan info di atas, maka dikenali bahwa: Proyek A Proyek B Initial Investment Rp 6.000.000,00 Rp 7.200.000,00 Depresiasi Rp 1.000.000,00 Rp 1.200.000,00 Jumlah cash inflow untuk masing-masing proyek dapat dicari dengan cara selaku berikut: CI = EAT + D Di mana: CI = Cash Inflow EAT = Earning after taxes atau keuntungan higienis sesudah pajak D = Depresiasi Tabel 1 menyuguhkan jumlah proyeksi laba higienis sesudah pajak dan cash inflow untuk masing-masing proyek . Tabel 1 Initial Investment, Earning After Taxes dan Cash Flow untuk Kedua Usulan Proyek Perusahan “Sari Delima ” Proyek A Proyek B Initial Investment Rp 6.000.000,00 Initial Investment Rp 7.200.000,00 Tahun EAT CI Tahun EAT CI Rp. Rp. Rp. Rp. 1 1.000.000,00 2.000.000,00 1 3.300.000,00 4.500.000,00 2 1.000.000,00 2.000.000,00 2 1.000.000,00 2.200.000,00 3 1.000.000,00 2.000.000,00 3 800.000,00 2.000.000,00 4 1.000.000,00 2.000.000,00 4 100.000,00 1.300.000,00 5 1.000.000,00 2.000.000,00 5 100.000,00 1.300.000,00 6 1.000.000,00 2.000.000,00 6 100.000,00 1.300.000,00 Rata-rata 1.000.000,00 2.000.000,00 900.000,00 2.100.000,00 Average rate of return Perhitungan average rate of return didasarkan atas jumlah laba higienis sehabis pajak (EAT) yang tampak dalam laporan rugi-laba. Pengukuran dengan teknik rate of return ini sering pula disebut dengan perumpamaan “accounting rate of return” yang perhitungannya dilaksanakan sebagai berikut: Average rate of return= Average earning after taxes Average investment Average earning after taxes (rata-rata bersih setelah pajak): Average earning after taxes atau rata-rata laba higienis sesudah pajak dihitung dengan jalan menambah keseluruhan laba bersih sehabis pajak selama umur proyek, kemudian dibagi dengan umur irit proyek tersebut: Average EAT= EAT n Di mana: Average EAT = rata-rata laba ∑EAT = total laba n = umur ekonomis Rata-rata keuntungan bersih setelah pajak untuk kedua proyek adalah : Average EAT proyek A = Rp. 6.000.000,00 6 = Rp.1.000.000,00 Average EAT proyek B = Rp . 5. 400 .000,00 6 = Rp 900.000.00 Average investment (Rata-rata investasi): Rata-rata investasi dijumlah dengan jalan membagi dua jumlah investasi. Rata-rata ini mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan sistem depresiasi garis lurus dan tidak ada nilai residu atau salvage value pada final umur irit proyek. Dengan demikian, nilai buku aktiva akan menurun pada tingkat yang konstan, mulai dari nilai investasi yang semula hingga dengan Rp 0 pada tamat umur hemat proyek. Hal ini memiliki arti bahwa rata-rata nilai proyek yakni separuh dari nilai jumlah investasi yang semula. Latarbelakang ajaran mirip ini sama dengan rata-rata persediaan yag dipakai dalam perkiraan EOQ yang sudah dihidangkan didepan. Rata-rata investasi untuk masng-masing proyek adalah: Rata-rata investasi = Nilai investasi 2 Rata-rata investasi proyek A = Rp 6.000.000.00 2 = Rp 3.000.000.00 Rata-rata investasi proyek B = Rp 7.200.000.00 2 = Rp 3.600.000.00 Setelah mengenali rata-rata keuntungan higienis setelah pajak dan rata-rata investasi, maka average rate of return untuk masing-masing proyek ialah sebagai berikut: Average rate of return: Proyek A = Rp 1.000.000.00 Rp 3.000.000.00 = 0,333 atau 33,33% Proyek B = Rp 900.000.00 Rp 3.600.000.00 = 0,25 atau 25% Dari hasil perhitungan di atas maka terlihat bahwa proyek A lebih baik ketimbang proyek B karena average rate of returnnya lebih besar dibandingkan dengan average rate of return B. b. Net Present Value (NPV) Net present value yakni salah satu dari teknik capital budgeting yang mempertimbngkan nilai waktu duit yang paling banyak dipakai. Net Present Value adalah selisih Present Value dari keseluruhan Proceed dengan Present Value dari keseluruhan investasi. · Bila present value proceed lebih besar atau sama dengan present value investasi maka usul investasi diterima. · Bila present value proceed lebih kecil present value investasi maka undangan investasi ditolak. Rumus yang mampu digunakan ialah: NPV = - Io Dimana: CF = Cashf low = Proceeds = jumlah uang yang diterima i = Tingkat Bunga n = Periode Waktu lo = Nilai lnvestasi permulaan ( tahun 0) . Keputusan wacana apakah sebuah proyek mampu diterima atau tidak, akan sangat tergantung pada hasil perhitungan net present value dari proyek tersebut. Untuk mengkalkulasikan NPV, pertama menghitung present value dari penerimaan atau cashflow dengan tingkat discount rate tertentu, lalu daripada present value dari investasi. Bila selisih antara PV dari cashflow lebih besar memiliki arti terdapat NPV aktual, artinya proyek investasi patut, sebaliknya jika PV dari cashflow lebih kecil dibanding PV investasi, maka NPV negatif dan investasi dipandang tidak layak. Contoh: Maju Jaya memiliki nilai proyeksi penerimaan yang jumlahnya tidak sama tiap tahunnya, maka akan terlihat pada tabel di bawah ini: Tahun Df (10%) Proceeds PV dari Proceeds (1) (2) (1) x (2) 1 0,909 Rp.60.000 Rp. 54.540 2 0,826 50.000 41.300 3 0,751 40.000 30.040 4 0,683 30.000 20.490 5 0,621 20.000 12.420 6 0,564 10.000 5.640 PV. Proceeds 164.430 PV.outlays 120.000 NPV 44.430 Nilai NPV yang diperoleh oleh PD. Maju Jaya yaitu Rp.44.430. NPV = - I o Bila dengan memakai rumus di atas, maka risikonya selaku berikut: Rp.60.000 Rp.50.000 Rp.40.000 Rp. 10.000 Net Present Value = + + + ... + (1+10%) 1 (1+10%) 2 (1+10%) 3 (1+10%) 6 = Rp.44.430,- Nilai NPV PD. Maju Jaya adalah sebesar Rp.44.430. nilal NPV ini faktual , sehingga investasi diterima. c. Profitability Index (PI) Merupakan sistem perkiraan kelayakan investasi yang membagi antara Present Value dari Proceeds dengan Present Value dari Outlays. Bila balasannya Iebih besar dari 1 maka investasi diterima. Bila jadinya kurang dari 1, maka investasi ditolak. Rumus yang digunakan yakni: PV Proceeds Profitability Index = PV Outlays Dimana : PV = Present Value Outlay = Jumlah duit yang dikeluarkan atau investasi Proceeds = Jumlah uang yang diterima Untuk PD. Maju Jaya, nilai profitability indexnya ialah: Rp. 164.430 Profitability Index = =1,37 Rp. 120.000 PD. Maju Jaya mempunyai nilai Profitability Index sebesar 1,37. Nilai tersebut lebih besar dari 1 sehingga investasi dari PD. Maju Jaya mampu diterima. Syarat investasi Iayak yakni bila nilai Profitability Index Iebih besar dari satu, sedangkan bila kurang dari satu, maka investasi ditolak. d. Internal Rate of Return Internal rate of return (IRR) didefinisikan selaku tingkat discount atau bunga yang hendak menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai. Engan perkataan lain. IRR adalah tingkat discount yang akan menimbulkan NPV sama degan nol, karena present value cash inflow pada tingkat discount tersebut akan sama dengan initial inveestment. Perhitungan IRR Perhitungan IRR harus dilakukan secara “trial and error” (main-main) sampai pada akhirnya diperoleh tingkat discount yang hendak menjadikan NPV sama dengan nol. Penentuan besarnya IRR untuk sebuah contoh cash flow yang berbentuk anuiler jauh lebih gampang ketimbang contoh cash inflow yang tidak sama dari tahun ke tahun (mixed stream of flow). Internal Rate of Return ialah tingkat bunga yang hendak menyebabkan jumlah nilai kini dari proceeds sama dengan nilai kini dari outlay. Rumus yang mampu dipakai dalam IRR ialah: P2 – P1 IRR = P 1 – C 1 x C2 – C1 Dimana: P1 = nilai persentasi (i) yang menciptakan NPV aktual P2 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV negatif C1 = NPV positif C2 = NPV negative Contoh : Tuan Yatna Supriyatna memiliki sebidang tanah yang mau dibangun sebuah usaha adalah Pabrik Susu. Adapun nilai investasi Tuan Yatna ialah Rp.640 juta. Proyek penerimaan untuk kedua usaha adalah selaku berikut: Tahun Pabrik Susu 1 Rp. 50 Juta 2 Rp. 150 Juta 3 Rp. 200 Juta 4 Rp. 250 Juta 5 Rp. 300 Juta 6 Rp. 350 Juta Berapakah nilai IRR-Pabrik Susu tersebut? Pembahasan: IRR = P 1 – C 1 x Dimana: P 1 adalah penyajian yang menghasilkan NPV Positif P 2 ialah presentasi yang menciptakan NPV Negatif C 1 ialah NPV Positif C 2 yaitu NPV Negatif Gunakan metode coba-coba. Misalnya nilai P 1 yaitu 19%. Maka nilai C 1 ialah: Besarnya PV mampu dilihat dan tabel Present Value Interest Factor (tabel Ill) selaku berikut : Tahun Cashflow PVIF (19%) PV 1 Rp. 50 Juta 0,840 Rp. 42,02 Juta 2 Rp. 150 Juta 0,706 Rp. 105,92 Juta 3 Rp. 200 Juta 0,593 Rp. 118,68 Juta 4 Rp. 250 Juta 0,499 Rp. 124,67 Juta 5 Rp. 300 Juta 0,419 Rp. 125,71 Juta 6 Rp. 350 Juta 0,352 Rp. 123,25 Juta Total PV Rp. 640,26 Juta NPV = PV Proceed — PV Outlays NPV = Rp. 640,26 juta — Rp. 640 juta NPV = Rp. 260.000 Nilai P1 dan C1 sudah dimengerti yaitu : P 1 ialah 19% C 1 ialah Rp.260.000 Sedangkan untuk mencari nilai C 2 , kita gunakan P 2 misalnya 20%, sehingga nilai P 2 dan C 2 adalah: Tahun Cashflow PVIF (20%) PV 1 Rp. 50 Juta 0,833 Rp. 41,67 Juta 2 Rp. 150 Juta 0,694 Rp. 104,17 Juta 3 Rp. 200 Juta 0,579 Rp. 115,74 Juta 4 Rp. 250 Juta 0,482 Rp. 120,56 Juta 5 Rp. 300 Juta 0,402 Rp. 120,56 Juta 6 Rp. 350 Juta 0,402 Rp. 117,21 Juta Total PV Rp. 619,91 Juta NPV = PV Proceed – PV Outlays NPV = Rp.619,91 juta – Rp.640 juta NPV = Rp.20,09 juta P2 – P1 IRR = P 1 - C 1 x C1 – C2 20% - 19% IRR = 19% - 0,26 x = 19% + 0,01% = 19,01% - 20,09 - 0,26 Sehingga IRR dari Pabrik Susu Tuan Yatna ialah 19,01% 2. P ayback P eriod Payback period ialah kala yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi yang menggunakan anutan cash netto/proceed. Waktu yang diperlukan agar dana yang ditanam pada suatu investasi mampu diperoleh kembali seluruhnya. Rumus yang dapat dipakai yaitu selaku berikut: Outlay x 1 tahun Payback Period = Proceed Dimana: Outlay = Jumlah duit yang dikeluarkan atau investasi Proceed = Jumlah uang yang ditenima Contoh: PD. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar $.45.000, jumlah proceed per tahun yakni $. 22.500,- maka Payback Periodnya yaitu: 45.000 x 1 tahun Payback Period = = 2 tahun 22.500 Sehingga nilai Payback Period ialah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam aktiva sebesar $. 45.000 akan mampu diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun. Apabila investor dihadapkan pada dua opsi investasi, maka pilih payback period yang paling kecil. BAB II I PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keseluruhan proses penyusunan rencana dan pengambilan keputusan mengenal dan dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu 1 tahun disebut Capital Budgeting . 2. Cara penilaian bagian investasi di dasarkan pada ajaran kas cashflow dan bukan berdasarkan keuntungan yang dilaporkan oleh neraca dan rugi keuntungan. 3. Depresiasi ialah alat akuntansi yang mau memotong harga bekerjsama dari perlengkapan untuk jangka waktu tertentu sepanjang umur dari hidup peralatan. 4. Ada 4 (empat) metode penilaian undangan-ajakan investasi adalah : Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, Internal Rate of Return . B. Saran DAFTAR PUSTAKA Gray, Clive ., Lien K. Sabur., Pasaman Simanjuntak dan P.F.L. Maspaitella.1985. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia. Jakarta. Husnan, Suad dan Muhamad, Suwarno. 2000. Studi Kalayak Proyek. UPP AMP YKPN. Yogyakarta Pangestu S.2001. Manajemen Keuangan (Bahan Ajar) Program Studi Manajemen Agribisnis. UGM.Yogyakarta. Simarmata, Dj. A. 1984. Pendekatan Sistem dalam Analisis Proyek Investasi dan Pasar Modal. Gramedia. Jakarta Sumber https://bookish15.blogspot.com
pop
Minggu, 05 April 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon