v\:* behavior:url(#default#VML); o\:* behavior:url(#default#VML); w\:* behavior:url(#default#VML); .shape behavior:url(#default#VML); Rasa enggan bertahan niscaya ada. Terlebih kita sekarang dipisahkan jarak yang nyata. Malam itu memang kita beradu argumen andal. Meski hanya lewat gagang ponsel, namun tetap saja kata-katamu menusuk gendang indera pendengaran lalu meluncur terus hingga menabrak ulu hatiku. Menyentaknya dengan satu sepakan dan membuatnya luluh lantak menjadi keping tak beraturan. “Apa bisa kita menjalin relasi jarak jauh? Aku gak besar lengan berkuasa jika terus kaya gini. Apa mungkin mesti kita sudahi saja?” Kalimatmu seperti perpaduan lalat dan mata samurai. Mengganggu, karena terus menerus berdengung menyanggupi rongga indera pendengaran. Menyakitkan, sebab kata-katanya tajam bagai bilah yang sempurna menusuk ulu hatiku. Memang kita sedang bingung petang itu. Tak ada rentetan kata sayang yang dilumuri dengan komplemen yang kita lontarkan. Aku dan kamu sedang dibelit jengah. Hingga yang ada hanyalah celah yang dipenuhi amarah. Lalu, jikalau telah begini siapa yang salah? Jarak yang membentangkah? Bagaimana bisa kamu menyerah pada kondisi? Semudah itukah rasa cintamu tergoyahkan? Atau alasannya memang jaraklah yang telah keterlaluan? “Aku mohon bertahanlah. Kitalah yang harus bisa menaklukan jarak yang terhampar dan tidak berpasrah pada kondisi.” Hanya itulah yang mampu kulontarkan untuk meredam rasa kesalmu. Jika saja saya ada di sampingmu malam itu, telah kusumbat bibirmu dengan kecupanku. Meredam amarah sekaligus menenangkanmu, memadamkan segala keraguan yang bercokol disana. Namun saya mampu apa bila kita dipisahkan ribuan kilometer? Bertatap wajah saja tak mampu, terlebih meraihmu ke dalam pelukanku. Malam itu aku tertidur sembari mendekap fotomu di layar ponselku. Dikutip : http://www.hipwee.com/relasi/aku-tahu-kita-terpisah-ribuan-kilometer-jauhnya-tetapi-percayalah-kita-punya-kurun-depan-bareng / #HIPWEE Normal 0 false false false false EN-US X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; Sumber https://bookish15.blogspot.com
pop
Jumat, 17 April 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon