Rabu, 29 April 2020

Macam-Macam Teori Mencar Ilmu

Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; 1. Teori belajar Behaviorisme Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. 2. Teori   Belajar kognitivisme Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teori kognitif   ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan. 3. Teori Belajar Konstruktivisme Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Read more: TEORI BELAJAR >> Teori Belajar Menurut Para Ahli 1. Teori berguru Behaviorisme Teori behavioristik ialah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner wacana pergeseran tingkah laku selaku hasil dari pengalaman. Teori ini lalu menjelma anutan psikologi mencar ilmu yang berpengaruh kepada arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang diketahui selaku aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya sikap yang tampak selaku hasil belajar. Teori behavioristik dengan model relasi stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau sikap tertentu dengan memakai metode pelatihan atau penyesuaian semata. Munculnya perilaku akan semakin berpengaruh jika diberikan penguatan dan akan menghilang kalau dikenai hukuman. 2. Teori   Belajar kognitivisme Teori berguru kognitif mulai meningkat pada kala terakhir selaku protes terhadap teori sikap yang yang sudah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para penerima asuh memproses infromasi dan pelajaran lewat upayanya mengorganisir, menyimpan, dan lalu mendapatkan kekerabatan antara pengetahuan yang baru dengan wawasan yang sudah ada. Model ini menekankan pada bagaimana gosip diproses. Peneliti yang menyebarkan teori kognitif   ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki aksentuasi yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang mempunyai imbas utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk rancangan selaku sebuah jawaban atas bagaimana akseptor asuh mendapatkan berita dari lingkungan. 3. Teori Belajar Konstruktivisme Kontruksi mempunyai arti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan mampu diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya terbaru. Konstruktivisme ialah landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual ialah bahwa pengetahuan dibangun oleh insan sedikit demi sedikit, yang karenanya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, desain, atau kaidah yang siap untuk diambil dan dikenang. Manusia mesti mengkontruksi wawasan itu dan memberi makna melalui pengalaman positif. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan duduk perkara, mencari idea dan menciptakan keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina wawasan baru, mereka akan lebih pahamdan bisa mengapliklasikannya dalam semua suasana. Selian itu siswa terlibat secara pribadi dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua desain. - See more at: #sthash.IY2b351j.dpuf Teori berguru behavioristik Teori berguru behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang pergantian tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini kemudian berubah menjadi pedoman psikologi mencar ilmu yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai pemikiran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang terlihat selaku hasil berguru. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang mencar ilmu selaku individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode training atau pembiasaan semata. Munculnya sikap akan makin besar lengan berkuasa bila diberikan penguatan dan akan menghilang jika dikenai hukuman. Belajar merupakan akhir adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah mencar ilmu sesuatu kalau dia mampu memberikan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam berguru yang penting yakni input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus yaitu apa saja yang diberikan guru terhadap pebelajar, sedangkan tanggapanberupa reaksi atau balasan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak mampu diukur. Yang dapat diamati ialah stimulus dan respon, oleh alasannya itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) mesti mampu diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, alasannya adalah pengukuran ialah sebuah hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya pergeseran tingkah laris tersebut. Faktor lain yang dianggap penting oleh pemikiran behavioristik ialah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka tanggapanakan kian besar lengan berkuasa. Begitu pula jikalau respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka tanggapanjuga semakin besar lengan berkuasa. Beberapa prinsip dalam teori mencar ilmu behavioristik, mencakup: (1) Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984). A. Pengertian Teori Belajar Humanistik. Dalam teori berguru humanistik proses berguru mesti berhulu dan bermuara   pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sungguh menekankan pentingya isi dari proses mencar ilmu, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses berguru dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan   kata lain, teori ini lebih terpesona pada pandangan baru belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada mencar ilmu seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita perhatikan dalam dunia keseharian.. Teori apapun mampu dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (meraih aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil kalau si pelajar mengetahui lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia bisa meraih aktualisasi diri dengan sebaik mungkin. Teori belajar ini berusaha mengetahui perilaku berguru dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik ialah menolong si siswa untuk membuatkan dirinya, ialah membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-kesempatanyang ada dalam diri mereka. Menurut hemat kami, Teori Belajar Humanistik yakni suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusisa serta penerima didik mampu berbagi peluangdirinya.
Sumber https://bookish15.blogspot.com


EmoticonEmoticon