Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE Buat temen-temen saya sok pada dicopas, supaya bermanfaat :D 1. KONSEP KREATIVITAS Kreativitas mampu diartikan selaku kesanggupan untuk mencipta sebuah produk gres, atau kesanggupan untuk menawarkan ide – gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas mencakup ciri – ciri kognitif, seperti kelangsungan, keluwesan, keaslian, penjelasan terperinci, dan pemaknaan kembali dalam fatwa, maupun ciri – ciri nonkognitif mirip motivasi, sikap, rasa ingin tahu, senang mangajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru. Ciri – ciri tersebut mampu dijelaskan sebagai berikut : 1. Kelancaran yakni kesanggupan menciptakan banyak pemikiran . 2. Keluwesan yakni kemampuan untuk mengemukakan bermacam – macam pemecahan atau pendekatan kepada problem. 3. Keaslian yaitu kemampuan untuk mencetuskan pemikiran dengan cara – cara yang orisinil, tidak klise. 4. Elaborasi yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terang. 5. Redefinisi adalah kesanggupan untuk meninjau suatu duduk perkara berdasarkan perspektif yang berlainan dengan apa yang sudah dikenali oleh banyak orang. Karakteristik SCU Munandar (1984) melaksanakan observasi kepada andal psikologi tentang pertimbangan mereka perihal ciri – ciri kepribadian kreatif, yang akhirnya yakni sebagai berikut : 1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat. 2. Mempunyai inisiatif. 3. Mempunyai minat yang luas. 4. Bebas dalam berpikir (tidak kaku dan terhambat). 5. Bersifat ingin tahu. 6. Selalu ingin menerima pengalaman – pengalaman baru. 7. Percaya pada diri sendiri. 8. Penuh semangat (energetic). 9. Berani mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan). 10. Berani menyatakan pertimbangan dan kepercayaan (tidak ragu – ragu dalam menyatakan usulan walaupun mendapat kritik dan berani menjaga pendapat yang menjadi keyakinannya). 2. PENGUKURAN KREATIVITAS Kreativitas atau talenta inovatif dapat diukur secara pribadi dan tidak pribadi, dan mampu memakai metode tes dan non- tes. Ada pula alat untuk mengukur cirri-ciri kepribadian kreatif, dan dapat dijalankan observasi eksklusif kepada kinerja kreatif. Sesuai dengan definisi USOE (U. S Office of Education) yang membedakan enam jenis talenta dikembangkan alat identifikasi untuk masing-masing bidang tertentu. Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif, dari berbagai hasil didapatkan paling sedikit 50 ciri kepribadian yang berkaitan dengan kreatifitas;dari ciri-ciri ini disusun skala yang dapat mengukur sejauh mana seseorang mempunyai ciri-ciri tersebut.beberapa tes mengukur ciri-ciri tersebut.Beberapa tes mengukur ciri-ciri khusus,diantaranya yaitu: a. Tes mengajukan pertanyaan,yang ialah bagian dari tes Torrance untuk berfikir inovatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan berfikir. b. Tes Risk Taking,digunakan untuk memperlihatkan dampak dari pengambilan risiko kepada kreatifitas. c. Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menawarkan prefensi untuk ketidakteraturan,sebagai salah satu cirri kepribadian kreatif d. Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.Alat yang sudah digunakan di Indonesia yakni Ben Sex Role Inventory. MACAM-MACAM PENGUKURAN KREATIVITAS 1. PENGUKURAN KREATIVITAS BERFIKIR Guilford merupakan salah spesialis yang berusaha berbagi instrumen yang dibutuhkan untuk mengukur kreativitas berpikir. Temuan baru Guilford merupakan pertumbuhan penting dalam psikologi dan pendidikan di mana kreativitas berpikir dapat diukur dan memungkinkan dihubungkan dengan tanda-tanda-tanda-tanda kejiwaan yang lain. Terdapat dua hal yang mampu ditarik kesimpulan dari instumen kreativitas berpikir yang dikembangkan oleh Guilford. 1. Peserta didorong untuk memperlihatkan penampilan maksimum dalam menjawab butir-butir instrumen. Oleh karenanya, instrumen yang digunakan untuk mengukur kreativitas berpikir merupakan instrumen jenis tes yang diketahui dengan tes kreativitas berpikir. 2. Peserta tes tidak memberikan respons atas alternatif yang sudah disediakan, tetapi harus memproduksi sendiri jawaban atas duduk perkara yang diajukan. Oleh kesudahannya, Guilford menyebut kreativitas berpikir dengan kesanggupan memproduksi secara divergen (divergent production abilities). 2. PENGUKURAN KREATIVITAS UNTUK ANAK PRASEKOLAH Menurut Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, Dipl. Psych., untuk menjadi individu kreatif, diharapkan kemampuan berpikir yang mengalir lancar, bebas, dan inspirasi yang orisinal yang didapat dari alam pikirannya sendiri. Berpikir inovatif juga menuntut yang bersangkutan memiliki banyak pemikiran . Agar anak mampu berpikir kreatif, dia haruslah mampu bersikap terbuka dan fleksibel dalam mengemukakan ide. Makin banyak pandangan baru yang dicetuskannya pertanda semakin kreatif si anak. Untuk mengenali sejauh mana tingkat kreativitas seorang anak, pakar pendidikan ini berusaha menyebarkan Tes Kreativitas Verbal dan Figural. Tes kreativitas verbal dijalankan pada anak berusia sekurang-kurangnya10 tahun karena dianggap sudah tanpa gangguan menulis dan kemampuan berbahasanya pun telah meningkat . Sedangkan tes kreativitas figural dilaksanakan kepada anak mulai usia 5 tahun. Adapun komponen evaluasi berfikir keratif ialah sebagai berikut : 1. Fleksibel Anak mampu menawarkan jawaban yang berlainan-beda. Untuk gambar bundar, contohnya, anak mengasosiasikannya selaku piring, bulan, bola, telur dadar dan sebagainya. Anak juga diminta untuk menciptakan sebanyak mungkin objek mati maupun hidup pada gambar bulat tadi. Namun, tes kreativitas ini bukan dimaksudkan sebagai tes menggambar, melainkan selaku tes pemikiran , sehingga unsur "keindahan" tidak diprioritaskan. 2. Orisinalitas Anak bisa memberikan tanggapan yang jarang/langka dan berlainan dengan balasan anak lain pada umumnya. Dari bentuk bundar yang sama, misalnya, anak ahli menggambarkannya sebagai tampang orang. 3. Elaborasi Anak bisa memperlihatkan balasan secara rinci sekaligus mampu memperkaya dan membuatkan tanggapan tersebut. Dia bisa melengkapi gambar muka tersebut dengan mata, hidung, bibir, pendengaran, leher, rambut hingga aksesoris semisal kalung dan jepit rambut. Makin detail pernak-pernik atau organ-organ yang digambarkannya, bermakna mencirikan beliau anak yang inovatif. "Jadi, anak yang kreatif tak sekadar mengemukakan ide, tapi juga dapat membuatkan gagasan yang dilontarkannya," tandas Utami. Untuk tes kreativitas figural, ada enam topik pertanyaan yang diajukan, yaitu : 1. Tes Permulaan Kata Misalnya kepada anak diberikan aksara "k" dan "a". Kemudian beliau diminta untuk membentuk sebanyak mungkin kata yang mampu dibuat dari kedua aksara tadi. Umpamanya anak menjawab "kami", "kapal", "karung" dan sebagainya. 2. Tes Membentuk Kata Kepada anak diberikan kata tertentu, semisal "proklamasi". Nah, berdasarkan kata tersebut anak diminta membentuk kata-kata lain sebanyak mungkin. Umpamanya anak akan menjawab "kolam", "usang", "silam" dan lain-lain. 3. Tes Kalimat 3 Kata Misalnya kepada anak diberi tiga huruf, yaitu "a", "m", dan "p". Lalu mintalah ia menyusun sebanyak mungkin kalimat-kalimat yang diawali dari karakter-karakter yang diberikan tadi, dengan urutan yang boleh diubah-ubah. Umpamanya, jawabanya yakni "Ani makan pisang" atau "Mana payung Anton". 4. Tes Kesamaan Sifat Misalnya anak menerima soal tentang sifat lingkaran dan keras. Anak dimita untuk menimbang-nimbang dan menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda yang mempunyai sifat/ciri-ciri tersebut. Jawabannya mungkin ialah bola tenis, kelereng, roda kursi, dan sebagainya. 5. Tes Penggunaan Tak Lazim Contohnya, anak akan diberi benda yang ditemuinya sehari-hari. Akan tetapi, ia justru diminta untuk membuat sesuatu yang tak lazimdengan benda tersebut. Umpamanya, dikala anak diberi surat kabar, ia menggunakannya untuk membuat kapal-kapalan, topi, bola, dan sebagainya, bukan sebagai materi bacaan. 6. Tes Sebab-Akibat Anak menerima pertanyaan perihal suasana tertentu yang dalam keadaan konkret tak pernah terjadi. Nah, mintalah anak untuk menjawab apa kira-kira karenanya kalau suasana tersebut benar-benarterjadi. Dalam hal ini, anak dituntut untuk bebas berimajinasi. Contohnya adalah pertanyaan, "Apa akibatnya jikalau siapa saja di dunia ini pandai?" atau, "Apa karenanya bila setiap orang bisa mengenali pikiranmu?" 3. KREATIVITAS ANGKA Potensi kreativitas bahu-membahu ada pada tiap orang dan kreativitas tersebut mampu diasah salah satunya melalui Angka (METRIS), ialah dalam hal kesanggupan mengetahui keteratutan contoh bilangan. Bila daya kreativitas seseorang dalam pengenalan pola meningkat maka pastinya mampu berimbas ke jenis kreativitas yang lain, mirip kenaikan daya kreativitas pada seni, strategi bisnis atau ilmu pengetahuan. Dengan begitu kenaikan kreativitas tersebut mampu dijadikan selaku barometer dalam merepresentasikan potensi daya kreativitas seseorang. Dengan perkembangan teknologi pengenalan contoh pada cuaca mirip negara adikuasa ‘Uncle Sam’ maka tornado angin puting-beliung yang maha dahysatpun dapat dikenali arah contoh gerakannya sehingga mampu meminimalis jatuhnya korban jiwa. Contoh di atas menandakan betapa pentingnya kesanggupan kita dalam pengenalan contoh untuk masalah tertentu. Nah, kesanggupan pengenalan acuan tersebut mampu terus diasah, dimana salah satu caranya dapat melalui kecerdasan kreativitas metris. Apalagi ditunjang oleh fakta bahwa pengukuran kecerdasan kreativitas metris sifatnya kuantitatif sehingga kemajuannya mampu dipantau dengan lebih objektif. Mengapa siswa perlu mencar ilmu kecerdasan kreativitas angka (metris)? Siswa jika telah dilatih sehingga mempunyai kemampuan pengenalan contoh bilangan yang baik maka kesanggupan dalam menyelesaikan permasalahan kuantitatif akan lebih cepat dan efisien. Kemampuan ini tentu saja akan berimbas pada kesanggupan memisah-misahkan sebuah persoalan yang lalu mampu berusaha mengelompokannya menjadi beberapa kelompok dengan lebih baik. Bila dalam mengklasifikasikan problem telah benar maka penyelesaiannya akan menjadi lebih gampang karena mampu tahu masalah mana yang lebih prioritas dan mampu tahu bab apa saja yang sempurna ditugaskan untuk menyelesaikan tiap kalangan persoalan tersebut. Makara orang yang melakukan pekerjaan pada bidang dimana kemampuan pengenalan contoh persoalan sungguh diharapkan seperti pekejaan seorang manager, maka sangat diuntungkan bila memiliki kecerdasan kreativitas metris alasannya adalah kemampuan pengenalan pola duduk perkara tersebut dapat lebih terasah. 3. PENGEMBANGAN KREATIVITAS Setiap orang diasumsikan memiliki kesanggupan inovatif walaupun dengan tingkat yang seragam. Kreativitas seseorang meningkat dipengaruhi oleh aspek – faktor internal (diri sendiri) dan eksternal (lingkungan). Faktor – aspek yang bersumber dari dalam diri sendiri, mirip : 1. Kondisi kesehatan fisik (sering sakit – sakitan, memiliki penyakit kronis, atau mengalami gangguan otak mampu menghambat kemajuan kreativitas). 2. Tingkat kecerdasan (IQ), IQ yang rendah (di bawah wajar ) mampu menjadi aspek penghambat perkembangan kreativitas. 3. Kondisi kesehatan mental, jika seseorang sering mengalami frustasi, mempunyai penyakit amnesia atau neurosis, maka dia cenderung akan mengalami kendala dalam pengembangan kreativitasnya. Faktor – faktor lingkungan yang mendukung pertumbuhan kreativitas antara lain : 1. Orang tua atau guru dapat mendapatkan anak apa adanya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya beliau baik dan bisa. 2. Orang renta atau guru bersikap tenggang rasa terhadap anak, dalam arti mereka mengetahui fikiran, perasaan dan perilaku anak. 3. Orang bau tanah atau guru memberi potensi kepada anak untuk mengungkapkan fikiran, perasaan dan pendapatnya. 4. Orang tua atau guru (sekolah) memupuk sikap dan minat anak dengan aneka macam acara yang aktual, mirip per;ombaan penulisan karya ilmiah, pidato, deklamasi dan drama. 5. Orang tua atau guru (sekolah) menyediakan sarana – prasarana pendidikan yang memungkinkan anak berbagi keterampilannya dalam membuat karya – karya yang produktif – inovatif. Sumber https://bookish15.blogspot.com
pop
Senin, 27 April 2020
Menfasilitasi Perkembangan Kreativitas Penerima Didik Melalui Pembelajaran
Diterbitkan April 27, 2020
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon