Berdasarkan six sigma material ,Line Balancing ialah meratakan beban kerja di semua operasi dalam suatu susunan layout line bikinan untuk menghilangkan kemacetan dan keunggulan kapasitas. Dalam industri garment manufactur ,garment akan di buatan secara massal.Sehingga tidak mungkin di lakukan produksi dengan satu mesin saja.Suatu cara yang di gunakan ketika melakukan buatan garment dalam jumlah banyak yakni mesti di lakukan dalam suatu line atau group yang merupakan susunan mesin(lay out) dalam jumlah yang di butuhkan dengan proses kerja berantai. Urutan proses tersebut ialah mulai dari -marking(menggambar tanda yang di butuhkan), -komponen(proses jahit bab baju yang kecil kecil) -ansambling (memadukan unsur baju yang sudah dijahit) Model line atau susunan layout produksi dalam industri garment cukup bermacam-macam .Ada yang menyusun line produksi eksklusif menyatu dengan bagian sewing ,finishing ,pengemasan menjadi satu line dalam suatu garis lurus,dan ada yang menempatkan bagian ter sebut secara terpisah.Hasil bikinan dari setiap satu line per jam cukup beraneka ragam, tergantung pada jumlah waktu/menit yang di perlukan dalam pembuatan setiap satu garment(sycle time) .Alokasi total tenaga kerja ke operasi tertentu,tergantung pada tingkat keterampilan operator dan kapasitas mesin.Operasi suatu line dengan hasil buatan paling rendah per jam membuktikan adanya bottleneck (penumpukan wip yang terlalu tinggi)untuk line tersebut. Operasi bottleneck pada suatu line menentukan output dari line. Itulah sebabnya sungguh penting untuk meningkatkan buatan atau operasi. Pengawas line(line leader/supervisor),mendapatkan susunan operasi line balancing dari tehnik industri di vactori tersebut untuk di terapkan ke dalam line produksi,untuk memajukan produksi dengan meratakan beban kerja terhadap setiap operator.Tehnik pemerataan beban kerja pada setiap operator secara umum di sebut selaku line balancing. Penyesuaian jumlah operator dalam line bikinan sungguh penting alasannya, kalau kelebihan kapasitas operator jahit maka biaya yang dikeluarkan untuk produksi sebuah garment menjadi banyak sehingga cos yang di perlukan kian tinggi.Dalam hal ini akan menimbulkan jumlah keuntungan menyusut atau bahkan rugi. Meskipun definisi di atas diterima secara luas, aku melihat beberapa pabrik yang disebut nama Engineers menyeimbangkan keseimbangan dengan hal lain.Pada ketika perencanaan mesin / tenaga kerja menurut isi pekerjaan masing-masing operasi, Mereka menyiapkan lembar kerja berdasarkan perhitungan jumlah tenaga kerja dengan pemerataan beban kerja berdasarkan menit operasi setiap proses jahit.Sebagian besar kasus yang terjadi dalam penghitungan tenaga kerja menjadi potongan angka namun.Misalnya ;keperluan untuk proses stich plaket pada operasi polo shirt di perlukan 0,8 operator. Pada kenyataanya anda tidak dapat mengalokasikan sebagian dari tenaga kerja ke suatu operasi.Kaprikornus, perencana tenaga kerja memutuskan untuk melaksanakan operasi satu mesin, yang mengoperasikan dua proses kerja atau cuma satu mesin yang dialokasikan untuk dua atau tiga operasi. Perencana membuat keputusan ini berdasarkan data yang dijumlah. Pada gambar berikut, saya tunjukan hasil buatan per jam dari dua line . Berikut Bagan garis memperlihatkan bahwa Garis B lebih seimbang dibanding Garis A. Dim ana operasi dua operator atau dimana hanya satu operator yang akan dialokasikan untuk dua atau tiga operasi.Tehnik industri membuat keputusan ini menurut perkiraan data yang yang telah di ambil dari line yang mengalami bottleneck. Sumber https://pendidikangarment.blogspot.com
pop
Home
Industrial engineering
Industrial enginering
Line Balancing Pada Proses Buatan Garment Pada Industri Garment
Manufactur
Sabtu, 30 Mei 2020
Line Balancing Pada Proses Buatan Garment Pada Industri Garment Manufactur
Diterbitkan Mei 30, 2020
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon