Sabtu, 23 Mei 2020

Tips Untuk Memajukan Mutu Pada Proses Produksi Garmen

Ketika Anda menyadari akan arti pentingnya mutu, maka anda akan mengalami peningkatan persyaratan mutu yang ada di banyak sekali tahap proses pembuatan garmen.  Menghasilkan produk bermutu baik adalah hasil dari upaya gabungan dari manajemen, karyawan dan pekerja dengan mengembangkan metode, menerapkan praktik-praktik yang terbaik di lapangan dan menetapkan standar. 17 tips berikut akan menolong Anda meningkatkan mutu garmen ketika berproduksi. Komunikasikan pentingnya kualitas bikinan terhadap karyawan Anda dan seluruh pekerja di lapangan dan jelaskan keinginan mutu oleh manajemen.  Menjaga kawasan kerja yang higienis dan rapi termasuk ruang penyimpanan dan area pengiriman.  Pilih dan gunakan peralatan yang sesuai dalam proses pemotongan, menjahit, dan finishing.  Sediakan alat, mesin, dan peralatan yang sesuai untuk setiap departemen. Berikan pelatihan di kawasan kerja terhadap para pekerja.  Rencanakan program yang berkesinambungan untuk perawatan mesin.  Menetapkan patokan kualitas yang disepakati dengan semua pemasok kain sebelum membeli, tergolong mekanisme untuk menolak / mengembalikan barang yang tidak mampu diterima.  Ikuti inspeksi 100 persen dari semua kain yang masuk.  Mengalokasikan inspektur kualitas terlatih untuk inspeksi visual. Bandingkan lebar dan panjang kain yang bahwasanya dengan angka yang dilaporkan (berdasarkan penyuplai) dan panjang dan lebar yang dibutuhkan. Kembalikan kain ke pemasok yang tidak memenuhi patokan mutu yang disepakati.  Ikuti 100 persen inspeksi proses nilai tambah, mirip pencetakan panel, bordir mesin, sulaman tangan dll.  Panel atau unsur yang rusak dihentikan diantarke bab sewing.  Komponen yang rusak dapat diterima sehabis tindakan korektif sudah diambil.  Kualitas pemotongan yakni area terpenting kedua.  Pemeriksaan mesti dikerjakan untuk bagian yang terpotong, mirip mencocokkan panel potong dengan pola asli, kombinasi warna, cacat terkait kain, dll.  Periksa 100 persen garmen setelah menjahit dan di bab finishing. Catat cacat berdasarkan lot produksi garmen, sumber cacat (kain, pemotongan atau perakitan), jenis cacat dll.  Menganalisis data laporan inspeksi untuk mengidentifikasi sumber dilema mutu.
Sumber https://pendidikangarment.blogspot.com


EmoticonEmoticon