Jumat, 19 Juni 2020

Tantangan Muhammadiyah Dalam Bidang Dakwah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Muhammadiyah adalah organisasi pembaharu Islam yang pada waktu itu sudah Islam mengalami pendangkalan makna dan banyak dicampuri tradisi Hindu-Budha. Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah adalah seorang mubaligh muda yang dalam setiap berdakwah untuk menyampaikan pandangan baru-ide purifikasi islam banyak mengalami tantangan, bahkan dari keluarganya sendiri. Tentunya hal ini menjadi lumrah karena pada dikala itu masih dalam era penjajahan dan banyaknya tokoh-tokoh Islam yang menanamkan pemikiran memusuhi setiap pertumbuhan terlebih yang berhubungan dengan kaum penjajah. Muhammadiyah sejak lahir menjadikan dirinya selaku organisasi atau Persyarikatan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Dengan demikian maka keseluruhan dari acara Muhammadiyah ialah dakwah Islamiyah, sesuai dengan bidang masing-masing bab atau forum dalam Muhammadiyah. Adapun Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus ialah salah satu bagian penting mengerjakan dakwah Islam dari Muhammadiyah, yang mengkhususkan pada dakwah yang lebih bersifat tabligh atau menyeru/memberikan risalah Allah SWT dan Rasul-Nya. Pelaksanaan sifat tabligh ini lebih cenderung melalui ekspresi, tulisan, audio, audio visual, internet dan sebagainya. Oleh alasannya itu, Muhammadiyah sungguh perlu memiliki mubaligh yang handal dan menguasai medan serta perlengkapan tabligh lainnya. Hal ini sudah merupakan kewajiban bagi Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus memiliki korps—Daerah, Wilayah, Nasional dan dakwah di tingkat Internasional. Meskipun Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus punya tugas khusus menangani bidang tabligh, namun tidaklah kaku pada pembatasan bidang peran ini. Para Mubaligh Muhammadiyah perlu juga diberikan embel-embel kemampuan dalam bidang-bidang yang lain, misalnya dalam dakwah bil hall, dan dakwah bits tsaqofah. Dengan demikian antara sumberdaya mubaligh dan fasilitas serta prasarananya mampu berlangsung sebanding. Selain itu antara umat yang memerlukan mubaligh dan jumlah mubalighnya juga dapat dipenuhi. Perlu difikirkan pula tantangan dakwah di kala yang hendak tiba dalam menghadapi arus global di era post-modernis yang memasuki dunia kita. Karena Jika kita membaca sejarah awal berdirinya Muhammadiyah, tentunya kita akan berfikir bahwa akan semakin banyak pula tantangan yang mau kita hadapi dan mestinya akan lebih kompleks dari apa yang dihadapi oleh K.H. Ahmad Dahlan. Ini pastinya menjadi tantangan bagi semua kader Muhaamadiyah untuk selalu mendakwahkan pemikiran Islam yang sebenar-benarnya lewat organisasi Muhammadiyah. Rumusan Masalah Apa itu dakwah Islam? Apa tujuan dari dakwah Islam? Apa saja sumber tata cara dakwah? Apa saja tantangan dakwah Muhammadiyah? Apa saja rancangan dasar dan seni manajemen Muhammadiyah? Bagaimana rancangan dakwah kultural Muhammadiyah? Tujuan Untuk mengetahui apa itu dakwah Islam Untuk mengetahui apa saja tujuan dari dakwah Islam Untuk mengetahui apa saja sumber dari dakwah Islam Untuk mengenali apa saja tantangan-tantangan dakwah yang dihadapi Muhammadiyah Untuk mengetahui konsep dasar dan strategi dakwah Muhammadiyah Untuk mengetahui rancangan dakwah kultural Muhammadiyah Manfaat Mengetahui arti dari dakwah Mengetahui tujuan-tujuan dakwah Mengetahui sumber-sumber dakwah Islam Mengetahui tantangan-tantangan dakwah yang dihadapi Muhammadiyah Mengetahui desain dasar dan seni manajemen dakwah Muhammadiyah konsep dakwah kultural Muhammadiyah BAB II PEMBAHASAN (QS5. Al Maa-idah ayat 67) يَآءَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ . وَإِن لَّـمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ . وَاللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ . إِنَّاللهَ لَا يَهْدِى القَوْمَ الْكَافِرِيْنَ “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang ditugaskan itu, mempunyai arti) kau tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi isyarat terhadap orang-orang yang kafir”. (Q.S. Al-Maidah/5:67) Pengertian Dakwah Islam Dilihat dari arti bahasa (etimologi) dakwah, berasal dari kata: Da’a:, yad’u:, -da’watan, berarti ajakan, seruan, atau panggilan. Sedangkan dilihat dari arti perumpamaan (terminologi) mempunyai arti penyampaian Islam terhadap insan, baik secara mulut, tulisan taupun lukisan. Sedangkan arti dakwah menurut persepsi beberapa pakar atau ilmuan yakni selaku berikut: Pendapat Bakhial Khauli, dakwah yaitu satu proses membangkitkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan terhadap keadaan lain Pendapat Syekh Ali Mafudz, dakwah adalah mengajak insan untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, memerintahkan mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan buruk agar mereka menerima kebahagiaan di dunia dan alam baka. Pendapat ini juga selaras dengan pertimbangan Al Ghazali bahwa amar ma’ruf nahi munkar ialah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam dinamika penduduk Islam. Dalam mendeskripsikan pemahaman da’wah ada beberapa batasana tau definisi selaku berikut: Segala aktivitas dan usaha untuk mengubah satu suasana tertentu ke arah suasana lain yang lebih baik, sesuai dengan pedoman Islam. Usaha-usaha menyerukan dan memberikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi Islam perihal pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, yang mencakup amar ma’ruf nahi munkar, dengan banyak sekali media dan cara yang diperbolehkan ahlaq dan membimbing mengamalkannya dalam prikehidupan individual, prikehidupan berumah tangga (usrah), perikehidupan masyarakat, dan perikehidupan bernegara. Mengajak dan menyeru insan atau masyarakat terhadap pedoman Islam, dengan menawarkan pengertian dan kesadaran akan kebenaran fatwa-anutan Islam sehingga insan atau penduduk dapat menginsyafi akan kebaikan, kelebihan dan keistimewaan Islam bagi pembentukan langsung yang utama, dan bagi menertibkan ketertiban hidup bermasyarakat dan dalam segala spek kehidupan, mirip bidang Iktikad, ibadah, ahlaq, kebudayaan, pendidikan-pengajaran, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, juga dalam bidang kenegaraaan/plotik dan sebagainya. Tujuan Dakwah islam Menurut Abul A’la Al-Maududi tujuan dakwah islamiyah secara proposional mencakup 3 sasaran yakni: Agar supaya umat manusia menyembah kepada Allah, tidak mempersyarikatkan –Nya dengan sesuatu, dan tidak akan menyembah ilahi selain kepada Allah semata-mata. Agar agar umat insan bersedia menerima islam sebagai agamanya memurnikan keyakinannya, cuma mengakui Allah sebagai tuhannya, membersikan jiwanya dari penyakit nifaq dan senantiasa mempertahankan amal perbuatannya supaya tidak bertentangan dengan anutan agama yang dianutnya. Dakwah islamiyah ditunjukan untuk mengubah sistem pemerintahan yang dzalim kepemerintahan islam. Sumber Metode Dakwah Al-quran Di dalam Al-Quran berbagai ayat yang membahas perihal persoalan dakwah. Diatara ayat-ayat tersebut ada yang berafiliasi dengan dongeng para rosul dalam menghadapi umatnya. Selain itu, ada ayat-ayat yang di tunjukan pada Nabi Muhammad ketika beliau melancarkan dakwahnya. Semua ayat-ayat tersebut membuktikan tata cara yang mesti dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim. Karena Allah menceritakan melainkan semoga di jadikan suri tauladan dan mampu membatu dalam rangka menjalankan dakwah berdasarkan metode-sistem yang tersurat dan tersirat dalam Al-Quran. Sunah Rosul Di dalam sunah rosul banyak kita temui hadits –hadits yang berkaitan dengan dakwah. Begitu juga dalam sejarah hidup dan perjuangannya dan cara-cara yang ia pakai dalam menyiar dakwahnya baik saat beliau berjuang di Mekah maupun di Madinah. Semua ini memperlihatkan pola dalam sistem dakwahnya. Karena setidaknya kondisi yang dihadapi Rasululloh saat itu dialami juga oleh juru dakwah sekarang ini. Sejarah Hidup Para Sahabat dan Fuqaha Dalam sejarah hidup para sehabat-sehabat besar dan para fuqaha cukuplah menawarkan contoh baik yang sungguh berguna bagi juru dakwah. Karena mereka yaitu orang yang expert dalam bidang agama. Muadz dan Jabal dan para teman lainnya ialah figur yang pantas dicontoh sebagai kerangka teladan dalam membuatkan misi dakwah. Pengalaman Experience it the best teacher, itu adalah motto yang punya efek besar bagi orang-orang yang suka bergaul dengan orang banyak. Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan orang banyak yang kadangkala dijadikan reference ketika dakwah. Tantangan Dakwah Muhammadiyah Tantangan dari anggota Muhammadiyah sendiri Muhammadiyah telah mengalami kemajuan yang sungguh pesat baik perkembangan dalam hal amal usaha maupun kemajuan secara kuantitas Muhammadiyah. Perkembangan selama satu era ini, Muhammadiyah tetap exis dalam meminimalisir setiap perubahan zaman, pergeseran masa pemimpin dan banyak pergeseran-pergeseran yang lain. Tentunya hal ini bukan sesuatu yang gampang dijalankan oleh organisasi yang banyak mengalami tantangan dan teror yang dikerjakan oleh banyak sekali pihak. Oleh alasannya itu, banyak organisasi yang secara sedikit demi sedikit cuma meninggalkan sejarah, misalnya Boedi Utomo, Sarekat Dagang islam, atau sarekat Islam. Muhammadiyah dalam memasuki kala ke 2 ini pastinya banyak hal yang harus dibenahi biar tetap exis selama-lamanya. Salah satu hal yang pantas dilaksanakan yaitu menimbulkan Muhammadiyah menjadi organisasi yang bukan cuma mengharapkan banyaknya anggota, akan tetapi harus juga menjadi organisasi yang berkualitas secara kualitas, terutama kuaitas anggota-anggotanya. Tentunya ini bukanlah sekedar omong kosong belaka. Karena ternyata banyak fenomena yang terjadi di golongan Muhammadiyah.Orang dengan begitu gampangnya masuk menjadi anggota Muhammadiyah cuma dengan dibuktikan dengan memiliki kartu anggota Muhammadiyah yang dikala ini ternyata kian gampang ditemukan dengan tidak menatap siapa mereka dan apa yang sudah mereka kerjakan untuk kemajuan dakwah Muhammadiyah dan bahkan mungkin, juga dalam kehidupan keseharian mereka sama sekali tidak mencerminkan langsung-langsung Muhammadiyah mirip yang diinginkan oleh para pendiri dan para pejuang Muhammadiyah di generasi permulaan. Yang paling mengecewakan dan menyesakan hati ialah mereka pada umumnya menjadi anggota Muhammadiyah hanya sebab ingin masuk dan melakukan pekerjaan di amal usahaMuhammadiyah. Dan tentunya ini terjadi di semua bagian negara Indonesia. Ini adalah hal yang sangat rawan dan mampu menimbulkan Muhammadiyah kehilangan banyak aset amal usaha. Banyak khasus yang telah terjadi, sekolah Muhammadiyah beralih nama, masjid dikuasai oleh pihak lain, dan yang pastinya banyak yang yang lain yang banyak tidak kita pahami. Kejadian-kejadian positif ini harus secepatnya diatasi jika kita tak ingin mendengar nanti atau entah berapa tahun lagi bahwa Muhammadiyah sudah menjadi sejarah dan tidak lagi mampu mengukir sejarah peradaban bangsa. Tantangan dari Organisasi Lain Perkembangan Muhammadiyah yang sungguh pesat pastinya akan menimbulkan banyak organisasi lain menjiplak untuk melakukan hal yang serupa. Minimal mereka akan berguru bagaimana menjadi mirip Muhammadiyah. Muhammadiyah yang mempunyai ribuan sekolah mulai dari sekolah dasar dan menengah (SDM/MIM, SMPM/MTsM, SMA/MAM/SMEAM, dan STMM) hingga pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah menjadi hal yang menawan untuk diteliti dan dikaji untuk kemudian diterapkan di organisasi mereka. Selain tantangan dari organisasi yang menjadikan Muhammadiyah selaku partner mereka, tentunya masih banyak tantangan dari organisasi lain yang tidak suka dengan langkah-langkah Muhammadiyah dari tahun ke tahun sudah menjadi belakang layar umum bahwa Muhammadiyah telah membaha paham Wahabi (Muhammad bin Abdul wahab) yang sungguh dibenci dan ditakuti oleh kaum tradisionalis yang anti pati kepada banyak sekali macam pembaharuan atau purivikasi pedoman Islam yang sudah banyak dicampuri oleh berbagai ritual-ritual agama lain. Muhammadiyah dengan jargon dakwah Amal Ma’ruf Nahi Munkar menjadikannya selaku organisasi yang sangat semangat memerangi anutan yang sangat berbau tahayul, bid’ah, dan khurafat (TBC). Hal inilah yang menimbulkan Muhammadiyah banyak dimusuhi oleh penduduk Indonesia khususnya kaum tradisionalis yang banyak dianut oleh pada umumnya umat Islam Indonesia.Mereka menilai bahwa dakwah Muhammadiyah akan mengancam existensi mereka dan pengaruh mereka di golongan kaum muslim. Tentunya hal ini hanyalah salah satu dari berbagai ujian yang dihadapi oleh Muhammadiyah. Saat-ketika ini kita sering mendengar di Indonesia banyak diberitakan ihwal gerakan-gerakan pembersihan otak yang diklaim oleh gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Selain itu banyak juga kaum-kaum sempala yang mengaku Islam namun tidak mengerjakan pemikiran Islam dan bahkan mereka merubah-rubah syariat Islam yang telah tepat dibawa oleh Rasululloh Muhammad SAW. Dan yang lebih buruk lagi adalah banyaknya orang-orang yang mengaku menjadi nabi dan menerima wahyu dari Allah SWT dan ada satu lagi yang mengaku sebagai malaikat jibril dan mendirikan kerajaan yang kuasa (Lia Eden). Hal-hal tersebut menjadi lahan dakwah Muhammadiyah untuk mampu membentengi umat Islam supaya tidak terpengaruh oleh fatwa-aliran sesat mereka. Tantangan dari eksternal umat islam (agama lain) Indonesia mempunyai azaz Pancasila dan menganut paham demokrasi sudah mengakibatkan negara yang secara umum dikuasai Islam ini mesti mengakui lima agama lainnya (Khatolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu). Dan satu iman kepada Tuhan (pedoman keyakinan). Dakwah Muhammadiyah yang mengIslamkan umat Islam juga bagaimana bisa mengIslamkan orang yang belum Islam atau dakwah kepada orang-orang non Islam. Begitupun umat agama lain niscaya akan melaksanakan hal-hal yang serupa untuk menyebar luaskan anutan agama mereka. Lebih fokus dikala ini ialah bagaimana Muhammadiyah mesti bisa menekan gerakan Kristenisasi yang banyak merambah di aneka macam kawasan umat-umat Islam. Kristenisasi yang telah lama dilakukan di Indonesia mulai dari zaman penjajahan dengan desain 3G (Gold, Glory dan Gospel). Sampai sekarang ini masih berjalan. Banyak kasus Kristenisasin yang telah terjadi di setiap sudut kota maupun di desa, baik secara terperinci-terangan maupn gerakan terselubung dalam melakukan gerakan permurtadan,contohnya adalah pendirian gereja di tempat Bekasi. Dan tentunya lebih banyak lagi peristiwa yang tidak kita pahami. Melihat hal semacam ini Muhammadiyah harus lebih mengintensifkan khususnya di kantong-kantong masyarakat yang masih labil keimanannya, contohnya yakni di desa-desa miskin dan sudut-sudut kumal di kota. Karena di daerah tersebut menjadi lahan empuk para misionaris yang melakukan gerakan Kristenisasi. Dengan menawarkan berbagai macam bantuan-santunan. Dan hal ini sangat mendapat sambutan dari kaum muslim yang miskin dan menggadaikan keimanan mereka alasannya adalah kemiskinan. Dan ternyata banyak umat Islam tidak mempedulikan hal ini. Muhammadiyah yang juga selaku gerakan sosial seperti yang dulu dicontohkan oleh K.H.Ahmad Dahlan harus kian merespon hal ini dengan menunjukkan banyak sekali macam santunan terhadap mereka, baik tunjangan secara spiritual untuk makin memperkokoh keimanan mereka juga mampu memperlihatkan dukungan secara materi (pekerjaan). Sehingga dengan memberi pemberian terhadap mereka makan mereka akan merasa dipedulikan oleh kerabat sesama muslim mereka dan mereka tidak akan menggadaikan keimanaan mereka dengan keimanan lain karena merasa berhutang kecerdikan terhadap para misioneris Katolik. Konsep Dasar dan Strategi Dakwah Muhammadiyah Konsep dasar strategi dakwah Muhammadiyah Dakwah intinya yaitu sebuah proses yang berkesinambungan yang merupakan aktivitas dinamis yang mengarah kepada kebaikan, pelatihan dan pembentukan masyarakat yang bahagia dunia dan alam baka melalui seruan yang kontinyu kepada kebaikan serta menghalangi mereka dari hal-hal yang mungkar. Oleh alasannya itulah, maka kegiatan dakwah ialah keharusan bagi umat Islam secara keseluruhan, baik secara individu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing maupun secara berkelompok atau kelembagaan yang diorganisir secara rapi dan modern, dibungkus secara apik dan profesional serta dikembangkan secara terus menerus mengikuti irama dan dinamika perubahan zaman dan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dan untuk mencapai kesuksesan dakwah, maka efektifitas dan efisiensi dalam mengadakan dakwah merupakan sebuah hal yang mesti mendapat perhatian dengan diproses lewat seni manajemen dakwah yang mapan. Untuk mendapatkan batas-batas terhadap pengertian taktik dakwah. Pengertian taktik Perkataan taktik pada mulanya dihubungkan dengan operasi militer dalam skala besar-besaran. Oleh alasannya adalah itu, taktik mampu mempunyai arti “ilmu perihal perencanaan dan pengarahan operasi militer secara besar-besaran”. Disamping itu mampu pula mempunyai arti “kesanggupan yang terampil dalam menangani dan merencanakan sesuatu”. Sedangkan tujuan suatu seni manajemen ialah untuk merebut kemenangan atau menjangkau sebuah hasil yang diharapkan. Strategi dakwah Untuk kepentingan dakwah ke depan, di samping secara terus menerus memaksimalkan kegiatan yang telah ada, beberapa opsi dapat dijalankan Muhammadiyah untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Melakukan revitalisasi keluarga. Al-Qur’an surat al-Hasyr (66) ayat 7 memastikan kewajiban memelihara dan menjaga diri dan keluarga. Artinya, perintah untuk melakukan revitalisasi dakwah secara terus menerus dan berkelanjutan dari diri dan keluarga. Keluarga, sebagimana dipandukan dalam Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah, difungsikan sebagai a. media sosialisasi nilai-nilai ajaran Islam b. kaderisasi; selaku pelansung dan penyempurna gerakan da’wah, c. selaku media pinjaman keteladanan dan adaptasi amal Islami, dan d. media penciptaan suasa dan kehidupan islami dalam bentuk membangun pergaulan yang saling mencintai, mencintai, saling menghargai danmenghormati, memelihara persamaan hak dan kewajiban. Optimalisasi mesin persyarikatan dalam bentuk pemberdayaan ranting dan amal usaha secara maksimal selaku media dakwah. Pimpinan persyarikatan dan pimpinan amal perjuangan baik bidang pendidikan, kesehatan dan sosial secara aktif dan betul-betul berkerja sama mengefektifkan gerakan dakwah di ranting dan amal perjuangan. Diprogramkan secara sistemik, amal perjuangan, terutama yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial untuk menimbulkan penerima didiknya sebagai kader-kader Islam yang disediakan untuk merealisasikan penduduk Islam yang sebenar-benarnya. Sebagai sudah diungkapkan di atas perihal kedigdayaan pengaruh media elektronik dan teknologi informasi dalam membentuk teladan pikir dan prilaku masyarakat, merupakan keniscayaan dakwah Muhammadiyah mempergunakan media elektronik dan teknologi informasi. Saatnya Muhammadiyah mulai berdakwah melalui dunia maya sumpama melalui facebook, bolgger dan sebangsanya. Dalam pemanfaatan media elektronika, mungkin Muhammadiyah dapat mengambil bab dalam mengisi program tertentu di televisi lokal yang pada era mendatang akan banyak dikembangkan. Menjadikan maal sebagai obyek dakwah. Munculnya maal baru sebetulnya memperlihatkan peluang untuk berdakwah, sekurang-kurangnya untuk membantu pengunjung maal melakukan shalat jum’at. Bagi Muhammadiyah, ini ialah lahan dakwah yang relatif strategis. Di antara jama’ah, ada berasalah dari golongan menengah atas. Dari mereka mampu dikembangkan jaringan di kelompok penduduk menengah atas yang belakangan banyak dikuasai oleh kelompok lain. Melakukan sinergi dengan berbagai majlis dan forum di lingkungan Muhammadiyah. Sebenarnya Muhammadiyah memiliki obyek dakwah yang tidak pernah kering. Mereka datang ke Muhammadiyah, baik ketika sakit yang ditampung oleh balai pengobatan Muhammadiyah, atau sekolah dan sekolah tinggi tinggi Muhammadiyah. Selama ini, mereka belum secara optimal dijadikan selaku obyek dakwah betapapun Muhammadiyah sudah menegaskan semua amal perjuangan yang dimiliki yaitu media dakwah Muhammadiyah. Sinergi dengan aneka macam majlis dan forum dapat membantu terselenggaranya aktivitas dakwah secara maksimal. Wallâhu A’lam bi al-Shawâb Seperti itu dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Di antaranya surah an-Nahl ayat 125 ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ “ Serulah (manusia) terhadap jalan Tuhan-mu dengan pesan tersirat dan pelajaran yang bagus dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui ihwal siapa yang kehilangan arah dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang menerima isyarat .” Konsep Dakwah Kultural Muhammadiyah Dakwah kultural dalam konteks budaya lokal Dakwah Muhammadiyah dalam  konteks budaya setempat mempunyai arti mencari bentuk pengertian dan upaya yang lebih empatik dalam mengapresiasi kebudayaan penduduk yangakan menjadi target dakwh dan mengaktualisasikan  gerakan dakwah Islam dalam realitas kebudayaan masyarakat Indonesia secara terus menerus dan berproses sehingga nilai-nilai Islam mempengaruhi, membingkai, dan membentuk kebudayaan yang Islami. utamanya di kalngan umat Islam, lewat pendekatan dan seni manajemen yang sempurna Dakwah kultural dalam konteks budaya global Muhammadiyahperlu mengkaji  secara mendalam titik-titik silang antara Islam dan budaya global, baik secara teoritik maupu empirik, untuk keberhasilan dakwah , seperti : memperhatikan substansi atau pesan dakwah, memperhatikan pendekatan dan seni manajemen dakwah, memperhatikan media atau wahana dakwah dan mengamati pelaku atau subjek dakwah.  Maka dari itu Muhammadiyah perlu memperluas khazanah dakwahnya semoga sesuai dengan teladan kemajuan budaya global. Dakwah kultural melalui apresiasi seni Budaya termasuk seni utamanya  adalah lisan dari perasaan sosial  yang bersifat kolektif sehingga merupakan perumpamaan yang sesungguhnya  dari hidup dan kehidupan penduduk . Muhammadiyah mengembangkan dakwah kultural melalui apresiasi seni, dengan pengembangan seni yang ma’ruf untuk kepentingan dakwah Islam. Adapun untuk seni yang belum makruf maka perlu dilaksanakan lewat tahap seleksi  dan pemilahan secara syar’I, tahap intervensi nilai dan rekayasa isi, tahappenguatan dan pengembangan seni sehingga bisa menjadi seni yang ma’ruf. Maka dakwah kultural Muhammadiyah bisa berperan untuk melahirkan inovasi dan kreasi. Dakwah kultural melaui media Dakwah melalui multimedia ialah kegiatan dakwah dengan memanfaatkan berbagai bentuk tekhnologi informasi dan komunikasi sebagai media atau wahana pencapaian tujuan dakwah. Dakwah melalui multimedia mampu melalui media cetak, media elektronika, media virtual atau internet.  Adapun agenda yang perlu dilaksanakan Muhammadiyah  menyangkut faktor persepsi atau wawasan, faktor sumberdaya manusia, dan kelembagaan, serta aspek kegiatan /program . Dakwah kultural gerakan jamaah dan dakwah jamaah Dakwah kultural sebetulnya merupakan kelanjutan dari program Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah. Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah mampu menjadi media bagi dakwah kultural dengan konsentrasi pemberdayaan dan pengembangan penduduk melalui pembentukan jamaah selaku satuan sosial (komunitas), menjadi penting dan mendesak untuk direalisasikan. BAB III PENUTUP Kesimpulan Tantangan-tantangan yang kami jelaskan di atas hanyalah sebagian kecil dari ratusan bahkan ribuan tantanyan yang akan dihadapi oleh Muhammadiyah. Oleh karena itu semestinya Muhammadiyah kian menata banyak sekali hal untuk menanggulanginya. Selama 1 periode ini tentunya banyak pula kader Muhammadiyah yang berkecimpung di aneka macam sektor dakwah Muhammadiyah, baik di amal usaha maupun di banyak sekali jama’ah-jama’ah pengajian. Saran Kalau seni manajemen dakwah Muhammadiyah bertujuan hendak menggarami kehidupan budaya bangsa dengan nilai nilai Islam yang handal dan bermutu tinggi, maka saatnya sudah teramat tinggi bagi kita sekarang untuk melakukan kaji ulang kepada keberadaan, peran dan cara pandang dari gerakan yang diresmikan oleh KHA Dahlan ini. Posisi selaku wong cilik tidak pernah efektif memilih nasib periode depan sebuah bangsa. Bagaimana mengubah posisi demikian itu semoga menjadi posisi yang berwibawa dalam sejarah merupakan kerja dakwah dalam makna yang benar dan kemprehensif. DAFTAR PUSTAKA Kamal Pasha, Musthafa dan Ahmad Adaby Darban.2003. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam .Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam. Pimpinan Pusat Majlis Tabligh.1986. Islam dan Dakwah ;Pergumulan antara nilai dan realitas Pimpinan Pusat Muhammadiyah.2004.Dakwah Kultural Muhammadiyah.Yogyakarta:Grafika Suparta, Munzier dan Harjani Hefni.2009. Metode Dakwah .Jakarta:Kencana Http://Matapena.blogspot.com. Diakses pada tanggal 08 Mei 2013 http://nbasis.wordpress.com/2010/12/22/seni manajemen-dakwah-muhammadiyah-masa-kemudian-sekarang-dan-kurun-depan-dalam-prespektif-kebudayaan/ . Diakses pada tanggal 9 Mei 2012 http://z4lf4.wordpress.com/2010/01/10/versi-dan-seni manajemen-dakwah-muhammadiyah-dalam-pembinaan-ummat/ . Diakses pada tanggal 9 Mei 2012
Sumber http://worldonstory.blogspot.com


EmoticonEmoticon