Rabu, 15 Juli 2020

3 Sistem Sumbangan Pakan Ikan Yang Diketahui Dalam Budidaya Perikanan

Dalam budidaya dikenal 3 tata cara sumbangan pakan ikan. Yaitu sistem ad libitum , ad satiation  dan menurut biomassa (BBm). Masing-masing sistem ini memiliki perbedaan pemahaman dan cara aplikasi. Begitu pun dengan efek penerapannya. Metode perlindungan pakan intinya dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek. Contohnya mirip umur ikan, jenis dan teknologi yang diterapkan. Pada dasarnya tata cara perlindungan pakan dilakukan untuk menertibkan jumlah pakan yang dipakai selama era pemeliharaan. Agar jumlah ongkos pengeluaran mampu ditekan. Mengingat bahwa dalam setiap acara budidaya pakan senantiasa mencakup ongkos terbesar.  Oleh alasannya adalah itu sering diketahui istilah manajemen perlindungan pakan ikan. Manajemen pakan yang bagus mampu mengurangi penggunaan pakan. Disamping menekan ongkos juga mampu mempertahankan mutu media budidaya. Pengertian Ad libitum , Ad Satiation , dan Berdasarkan Biomassa (BBm) Ad Libitum Metode pinjaman pakan ikan  ad libitum  yaitu metode tunjangan pakan sampai sekenyang-kenyangnya. Dalam metode ini pakan dalam media budidaya dipastikan senantiasa ada sehingga kapan pun dapat dimakan oleh ikan. Ad Satiation / Satiasi Prinsip sistem bantuan pakan secara satiasi yakni ikan diberi pakan hingga kenyang dan setelah kenyang maka pemberian pakan secepatnya di hentikan. Atau secara sederhana satiasi ialah pertolongan pakan hingga ikan tidak inginmakan lagi. Jadi pada dikala ikan berhenti mengejar pakan maka pemberian pakan pasa ketika tersebut secepatnya dihentikan. Berdasarkan Biomassa (BBm) Berdasarkan Biomassa (BBm) maksudnya ialah derma pakan dengan takaran yang diadaptasi dengan biomassa ikan dalam 1 kolam. Metode ini berdasarkan pada kesanggupan dasar ikan dalam memanfaatkan pakan yang diberikan. Kapan 3 Metode Pemberian Pakan ini dilaksanakan ? Pemberian pakan dipengaruhi oleh banyak aspek. Contohnya yakni umur ikan, jenis ikan dan teknologi budidaya yang dipraktekkan.  Mengapa perlu memerhatikan aspek-aspek tersebut ? Jawabannya adalah untuk menyesuaikan dengan keperluan ikan dan agar pakan yang diberikan dapat secara efektif dimanfaatkan oleh ikan. Sehingga tidak ada pakan yang terbuang atau tidak termanfaatkan. pakan yang tidak terpengaruhi oleh ikan dan mengendap di dasar sangat merugikan bagi pembudidaya. Karena selain rugi di pengeluaran juga mampu menurunkan mutu air dengan. lalu kapan ke-3 metode ini di lakukan ? Kadang ada yang galau dengan perbedaan ad libitum dan satiasi, sebab kedua tata cara ini sama-sama dilaksanakan hingga ikan kenyang. Tapi sebenarnya ada penjelasan berlawanan terkait aplikasinya. Untuk ad libitum cara sumbangan pakannya adalah pakan harus senantiasa ada didalam media. Sehingga kapan pun ikan ingin makan pakan sudah tersedia. Cara ini lazimnya dipraktekkan mirip dalam bantuan pakan alami untuk larva dan benih Kenapa dilaksanakan pada larva dan benih ?  sebab ikan pada usia atau tahap benih memerlukan pakan yang kaya akan nutrisi. Sehingga ikan menjadi lebih banyak makan. Sedangkan untuk satiasi yakni bantuan pakan dihentikan dikala ikan sudah kenyang. Aplikasi pakan dengan cara ini ialah ditebar lalu diamati kalau ikan sudah tidak timbul ke permukaan pinjaman dilarang. Berbeda dengan ad libitum  yang pakan akan senantiasa tersedia di media budidaya kapan pun ikan ingin makan bahkan memungkinkan di luar waktu pinjaman, sedangkan satiasi pakan baru diberikan pada saat ikan lapar (waktu perlindungan) dan dihentikan pada ketika ikan kenyang. Jika ad libitum cocok untuk larva ikan sampai benih, maka satiasi lebih cocok untuk ikan ukuran benih sampai cukup umur. Sedangkan untuk bantuan pakan berdasarkan biomassa (BBm) yakni derma pakan dilakukan berdasarkan bobot total ikan yang berada di bak. Umumnya takaran pakan ikan yaitu 3-5 % dari biomassa. Nilai ini menurut kesanggupan ikan dalam mempergunakan pakan yang diberikan. Dengan anggapan jikalau total pakan per hari melampaui takaran 3-5 % maka dianggap berlebihan. Untuk melihat jumlah pakan per hari ialah dengan mengali dosis dengan biomassa yang diperoleh. Sehingga metode ini memerlukan data hasil sampling untuk mengenali bobot ikan yang masih hidup.  Dalam aplikasinya pinjaman pakan dengan BBm senantiasa melakukan penimbangan pakan apalagi dahulu untuk memastikan jumlah pakan yang diberikan akurat sesuai dengan hasil perkiraan. Kelebihan Masing-masing Metode Pemberian Pakan Ad libitum  cocok dijalankan pada larva ikan, alasannya adalah kita tidak bisa tahu niscaya mirip apa dan sebanyak apa kebutuhan lerva ikan. Sebab ukuran yang kecil kadang-kadang menyusahkan untuk dikerjakan sampling. Selain itu takjil mulut yang kecil hanya memungkinkan pakan alami yang berskala sangat kecil untuk mampu dimakan oleh larva. Hal inilah juga maka disebut sistem pemberian pakan ad libitum .  "Jika saja pakan alami yang berukuran sangat kecil ini mampu dihitung niscaya kepadatannya maka mungkin mampu dilaksanakan menurut takaran." - Ad libitum  pada larva... Satiasi dan BBm lebih cocok untuk budidaya pembesaran ikan. Kedua sistem ini dapat diterapkan dalam pembesaran dari benih sampai ukuran akil balig cukup akal/konsumsi, tetapi tetap terdapat perbedaan kedua sistem ini. Satiasi bahu-membahu sudah sangat sempurna dijalankan karena mampu mengoptimalkan kebutuhan pakan ikan. Dalam artian ikan yang dipelihara dianggap selalu dalam kondisi kenyang. Sehingga diharapkan ikan sungguh-sungguh telah terpenuhi dengan baik segala kebutuhannya baik pemenuhan energi untuk beraktifitas, metabolisme badan, respirasi, reproduksi sampai untuk bertumbuh. Hal inilah yang sesungguhnya paling dibutuhkan dari metode satiasi. Kondisi ikan yang kurang makan dapat disingkirkan, dampaknya seluruh ikan dapat memperoleh pakan seperlunya. Sehingga ukuran ikan menjadi relatif seragam, sebab semua ikan sudah mendapat jatah pakan. Namun kerap kali ada ikan yang memiliki sifat besar lengan berkuasa makan seperti ikan lele, ikan nila, ikan gurame, dll.. Beberapa ikan tersebut terkadang mampu mengonsumsi pakan secara berlebihan sehingga jumlah pakan yang diberikan menjadi berlebih. Ikan yang diberi pakan banyak tentu saja menghasilkan banyak sisa buangan metabolisme. Maka dari itu kembali perlu untuk menekan konsumsi pakan berlebih. Cara yang dianggap paling efisien dalam hal penggunaan pakan ialah dengan BBm. Karena cara ini berdasarkan kesanggupan ikan mempergunakan pakan. Dengan perhitungan berdasarkan biomassa dibutuhkan pakan yang diberikan menjadi tidak kurang dan tidak berlebih. Dengan BBm mempunyai faedah "efisiensi" dalam penggunaan pakan dan pengeluaran untuk biaya pembelian pakan. Dampaknya pula terhadap media budiaya yaitu sisa buangan menjadi tidak berlebih dan tidak terlampau berpengaruh pada mutu air. Cara ini sangat cocok untuk budidaya udang sebab bagi udang manajemen pakan yang menjadi prioritas penting untuk menekan ongkos dan menghindari penurunan kualitas air. Kekurangan Ketiga Metode Pemberian Pakan Tersebut ! Selain memiliki keunggulan tentunya juga pasti mempunyai kelemahan yang menjadi pembatas. Ad libitum  sebab memungkinkan pakan berada dalam jumlah sangat banyak dalam media membuat kualitas air sangat rentan terpengaruh. Metode ini juga sangat tidak sempurna di terapkan dalam pembesaran alasannya dianggap boros pakan dan mempercepat penurunan kualitas air. Ad satiationi memiliki kelemahan pada akumulasi limbah yang berlebih akibat konsumsi pakan dalam jumlah besar. Akibatnya degradasi mutu air menjadi lebih cepat. Cara pinjaman pakan dengan memutuskan ikan berhenti makan sering kali memakan waktu lebih usang apalagi jika padat tebar dalam kolam sungguh tinggi. Untuk BBm kekurangannya ialah pakan yang diberikan menurut takaran pas memungkinkan ada ikan yang kurang mendapatkan dan ada yang berlebih. Sehingga ukuran ikan menjadi terlalu bervariasi.  Kesimpulan 3 metode perlindungan pakan yang diketahui pada dasarnya memiliki masing-masing kekurangan maupun keunggulan. Hal ini pun dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis komoditi, umur dan teknologi. Udang tidak mampu diterapkan metode satiasi alasannya adalah udang ialah jenis bottom feeder atau makan di bawah permuakaan air. Makara pakan yang dipakai yakni pakan tenggelam. Pakan karam sukar diterapkan untuk tata cara satiasi. Sebaliknya untuk ikan yang makan di permukaan sangat sempurna untuk tata cara satiasi alasannya adalah masih memungkinkan dilakukannya monitoring dan observasi. Ad libitum sebaiknya hanya di terapkan pada larva. Untuk BBm sangat cocok untuk budidaya dengan tingkat padat tebar tinggi. Karena selain efisien pakan juga menekan metabolisme berlebih dari biota. Oleh alasannya adalah itu BBm paling cocok untuk budidaya udang dan ikan yang bersifat bottom feeder. Sekian perihal 3 Metode Pemberian Pakan Ikan Yang Dikenal Dalam Budidaya Perikanan.. Semoga bermanfaat.
Sumber https://belajarmembudidayaikan.blogspot.com


EmoticonEmoticon