Jumat, 24 Juli 2020

8 Tahap Peremajaan Perkebunan

Pada dasarnya, peremajaan perkebunan kelapa sawit ialah upaya pengembangan lahan perkebunan dengan mengubah tumbuhan-flora kelapa sawit yang tidak produktif dengan tumbuhan baru, baik dijalankan secara sedikit demi sedikit maupun keseluruhan. Upaya ini penting dilaksanakan untuk menjaga sampat menaikkan tingkat produktivitas perkebunan kelapa sawit tersebut. Dalam pelaksanaannya, upaya peremajaan ini harus dilaksanakan secara ramah lingkungan dan zero burning. Suatu perkebunan kelapa sawit mampu dibilang telah bau tanah jika usianya berkisar antara 20-25 tahun. Pada rentang umur tersebut, perkebunan wajib untuk diremajakan agar hasil kebun sawit tidak menurun drastis balasan pohon bau tanah enggan berproduksi. Perencanaan perlu disiapkan secara matang dan terperinci untuk menyingkir dari kesempatankerugian yang bakal terjadi. Sehingga dianjurkan melakukannya secara bertahap ketimbang menyeluruh dengan membagi area lahan bau tanah apalagi dulu. Adapun tahap-tahap dalam melakukan peremajaan perkebunan kelapa sawit yakni selaku berikut : Tahap I : Penumbangan Tanaman Lama Proses penebangan pohon kelapa sawit yang sudah renta mampu dilakukan memakai racun dari herbisida paraquat atau diquat. Dosis yang disarankan sekitar 50-75 ml/pohon. Metodenya dilakukan dengan membuat lubang di sekeliling pangkal batang setinggi 1 m dari permukaan tanah menggunakan bor atau kapak. Setelah itu, racun herbisida dimasukkan ke dalam lubang tadi melalui penyuntikan. Selang empat ahad kemudian, daun kelapa sawit yang sudah diracuni pun akan mengering. Proses selanjutnya yakni melaksanakan pemangkasan akar dengan memotong akar kelapa sawit yang berskala besar yang berada di dekat pangkal batang dan permukaan tanah. Tujuannya ialah mempermudah pembongkaran tanaman sawit tersebut setelah ditumbangkan. Mengingat akar kelapa sawit berjenis serabut, maka pekerjaan membongkar flora ini mampu dibantu memakai excavator. Tahap II : Pencacahan Batang dan Cabang Pekerjaan pencacahan bertujuan untuk memperkecil ukuran batang dan cabang kelapa sawit menjadi beberapa bab bongkahan yang mempunyai ketebalan 15-20 cm. Dengan ukuran yang lebih kecil, proses pembusukan batang dan cabang tersebut pun mampu berlangsung dalam waktu yang lebih singkat. Proses ini juga sekaligus berfungsi untuk menghalangi hama dan penyakit membangun sarang di batang/cabang yang sudah ditebang. Alat bantu yang biasa dipakai yakni chipping bucket. Tahap III : Pemupukan Lahan Batang dan cabang kelapa sawit yang sudah mengalami dekomposisi tepat bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang anggun untuk menyuburkan lahan. Biar terserap maksimal, pupuk alami ini mesti disebarkan secara merata ke seluruh area perkebunan. Sangat direkomendasikan untuk senantiasa menggunakan alat berat mirip excavator sehingga proses mampu berjalan secara efektif dan efisien daripada hanya mengandalkan tenaga manual dari manusia. Tahap IV : Penanaman Tumbuhan Penutup Tanah Tumbuhan epilog tanah atau Legume Cover Crop (LCC) sungguh diperlukan bagi perkebunan yang sedang diremajakan. Tanaman-tanaman ini akan memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Selain itu, flora epilog tanah juga berkhasiat untuk mempertahankan tingkat kelembaban tanah, menghalangi terjadinya erosi, serta menekan perkembangan gulma. Tanaman penutup tanah yang paling kerap digunakan berasal dari jenis kacang-kacangan seperti Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Caloppgonium caerelium, serta Mucuna brachteata. Tahap V : Pemancangan Lahan Pekerjaan pemancangan dimaksudkan untuk memudahkan proses penanaman bibit kelapa sawit nantinya. Caranya dilaksanakan dengan memasang patok-patok selaku tanda pengerjaan lubang tanam sesuai jarak tanam yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Pemancangan yang baik juga mesti bisa menunjukkan tanda bagi pengerjaan jalan, parit, teras, dan penanaman tanaman penutup tanah. Tahap VI : Pelaksanaan Konservasi Tanah Guna mengendalikan drainase dan menghalangi terjadinya pengikisan khususnya di kawasan-kawasan yang miring, maka diharapkan upaya konservasi tanah. Metode ini juga sungguh berkhasiat untuk mencegah terjadinya drainase buruk yang mau menimbulkan terganggunya kemajuan akar serta ketersediaan bagian hara di dalam tanah. Tindakan-langkah-langkah yang layak dilaksanakan untuk melakukan konservasi tanah di antaranya pengerjaan teras kontur, teras individu, benteng kontur, rorak, dan parit. Tahap VII : Pembuatan Lubang Tanam Ukuran lubang tanam yang ideal untuk menanam bibit kelapa sawit yaitu 60 x 60 x 60 cm. Beberapa petani juga kerap menciptakan lubang tanam yang berskala 50 x 40 x 40 cm. Biasakanlah saat melaksanakan penggalian, Anda mesti menaruh tanah lapisan atas di sebelah utara dan tanah lapisan bawah di sebelah selatan. Kemudian tancapkan ajir di samping dan tengah-tengah lubang tersebut. Tahap VIII : Penanaman Bibit Ini ialah tahap yang paling penting dari proses peremajaan lahan perkebunan alasannya adalah bibit kelapa sawit adalah investasi utama perusahaan. Kualitas bibit yang ditanam akan menentukan tingkat buatan selama satu generasi ke depan yaitu sekitar 20-25 tahun mendatang. Makara prosesnya harus sungguh-sungguh dilaksanakan secara tepat oleh para tenaga yang profesional.
Sumber https://klpswt.blogspot.com


EmoticonEmoticon