Lele merupakan ikan yang sudah sangat populer. Tak heran banyak orang yang menjajal cara beternak ikan lele. Ada banyak cara yang mampu dikerjakan mirip cara konvensional, secara intensif bahkan super intensif. Pembagian ini menurut pada tingkat penerapan teknologi dan padat tebar ikan. Adapun teknologi dengan padat tebar tinggi yang sudah cukup usang dikembangkan yakni budidaya lele bioflok. Teknologi bioflok lele ialah bentuk penerapan ternak lele modern. Ikan lele memiliki rasa yang cukup lezat menurut peminatnya, sehingga tidak jarang ikan ini diperjualkan dan disajikan dalam daftar sajian restaurant ataupun pasar ikan. Ikan ini bukan hanya disenangi oleh masyarakat lokal tetapi juga banyak diekspor ke luar negeri sehingga memiliki potensi perjuangan yang bagus. Peluang inilah yang menciptakan banyak orang yang menjajal untuk mencar ilmu cara ternak ikan lele. Untuk menciptakan ikan yang baik dan sesuai ukuran konsumsi, kita perlu mengamati apa sajakah cara dalam berternak ikan lele ini. Dalam berternak ikan lele terdapat beberapa cara dalam pembudidayaannya salah satunya dengan cara bioflok, cara ini kalau kita bandingkan dengan yang lain membutuhkan modal yang tidak terlampau banyak dan kawasan yang luas namun hasil yang diberikan cukup manis dan prospektif. Manfaat Beternak Ikan Lele Bioflok Salah satu cara beternak lele untuk pemula yang tepat diterapkan yaitu dengan metode bioflok. Ikan lele yang memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi dimana ikan ini bahkan masih mampu bertahan dalam keadaan perairan yang padat dan minim oksigen sekalipun. Selain itu lele bisa hidup dalam kepadatan tinggi. Berdasarkan hal inilah menimbulkan lele selaku komoditi budidaya yang paling sempurna untuk dipraktekkan metode bioflok. Masalah utama dalam beternak lele yaitu limbah yang dihasilkan sungguh mengusik. Karena selain menciptakan limbah berupa air, efek air bekas budidaya lele yaitu bacin yang sungguh menyengat bagi lingkungan sekitar. Sehingga tak aneh ternak lele di area pemukiman sungguh mengusik bagi penduduk . Dengan menerapkan tata cara bioflok yang bisa mereduksi kandungan bahan beracun dalam air maka secara tidak eksklusif bisa mengatasi masalah limbah lele. Selain itu basil yang melimpah akan membentuk gumpalan bareng dengan beberapa macam mikroorganisme yang lain. Gumpalan ini sungguh bernutrisi dan mampu menjadi pakan alami bagi ikan lele. Baca : Manfaat Teknologi Bioflok Dalam Budidaya Perikanan Cara Berternak Ikan Lele Bioflok Keunggulan yang cukup menonjol dalam tata cara bioflok adalah acara budidaya yang jauh lebih simpel dan simpel. Kebanyakan budidaya lele bioflok dijalankan pada kolam terpal berbentuk bulat. Bagaimana cara budidaya ikan lele di kolam terpal ? Budidaya ikan dengan metode bioflok merupakan salah satu budidaya alternatif untuk mengurangi penggunaan lahan. Keunggulan yang dimiliki metode ini yaitu padat tebar yang sangat tinggi sehingga sangat menunjang produktivitas tinggi. Salah satu syarat bioflok yaitu menggunakan wadah berupa terpal. Cara ternak ikan lele di bak terpal menjadi lebih efektif dan berpeluang kalau menerapkan sistem bioflok. Selain itu efisiensi penggunaan pakan juga menjadi kelebihan dalam sistem ini dimana bioflok itu sendiri berbentukgumpalan yang dapat disantap oleh ikan. Flok ini menjadi masakan yang mengandung nutrisi yang tinggi bagi ikan budidaya. Selain itu peranan bakteri probiotik bisa mengurai dengan baik Nitrogen di dalam air sehingga bioflok menjadi sungguh ramah lingkungan. Bioflok merupakan penyelesaian cara budidaya ikan lele bak terpal bagi pemula yang cukup mudah untuk dijalankan. Beternak lele bioflok secara teknis nyaris sama dengan aktivitas budidaya ikan secara konvensional. Hanya saja perlakuan awal, penggunaan wadah dan perhiasan aerasi berpengaruh menjadi bagian yang sangat penting dalam budidaya ikan sistem bioflok. barikut yakni tahapan dan cara budidaya lele : Persiapan Wadah Kolam Terpal dan Air Jika ada yang mengajukan pertanyaan cara budidaya ikan lele di terpal, maka bioflok merupakan salah satu solusinya. Wadah yang digunakan dalam bioflok mempunyai peranan yang cukup penting biar sistem ini berlangsung dengan baik. Bentuk wadah yang disarankan ialah kolam berbentuk lingkaran yang yang dibuat dari terpal ataupun beton dengan ukuran diameter 2-5 meter dengan tinggi bak 1 meter. Pada bagian dasar bak berupa agak kerucut ke tengah kolam dan telah dipasang pipa terusan pembuangan. Sebelum digunakan bersihkan wadah dengan cara disikat dasar dan dinding kolam hinnga dirasa cukup bersih. Kemudian bak lele bioflok dikeringkan selama 24 jam. Pembersihan dan pengeringan bertujuan untuk memutus rantai penyebaran penyakit jikalau sebelumnya sudah dijalankan acara budidaya pada wadah tersebut. Pada kolam dipasang aerasi seperlunya dan ditebar merata pada bagian-bagian bak. Sebagai contoh untuk bak diameter 4 digunakan 9 titik aerasi dengan pembagian 8 aerasi ditebar pada area erat tepi dengan jarak yang serupa kemudian 1 aerasi ditaruh di tengah. Tujuan aerasi nantinya yakni selaku pengaduk dan suplai oksigen. Aerator bak lele bioflok harus mampu untuk memasok oksigen sekaligus bisa memberikan efek pengadukan bagi air. Sehingga pengendapan akan mampu dikesampingkan. Pengisian air dilakukan sampai ketinggian 40 cm. Pastikan air yang dipakai bebas dari kandungan bahan beracun dan logam berat. Selanjutnya air didiamkan sampai benih siap. Baca : Cara Ternak Lele di Kolam Tembok Persiapan dan Penebaran Benih Ikan Lele Seperti halnya budidaya lainnya, kualitas benih yang digunakan akan memengaruhi kelancaran hidup ikan lele selama dipelihara. untuk itu kerjakan pengecekan kesehatan benih lele secara cermat. Ciri-ciri benih yang berkualitas ialah : Benih dapat berenang dengan lincah (benih tidak pasif atau menggantung) Tidak terdapat cacat pada tubuh mirip kumis tidak terputus, sirip utuh dan tidak terdapat bercak maupun luka. Tidak ada luka atau borok pada tubuh benih lele Tubuh ikan berlendir secara normal (tubuh licin) Selama pengangkutan (transportasi) tingkat mortalitas (kematian) tidak lebih dari 5% Bagi pemula yang gres mencar ilmu beternak lele dapat melakukan karantina bagi benih ikan. Tahap ini diketahui juga dengan istilah quality control. Hal ini dilakukan untuk tetap memastikan kualitas ikan. Wuality control dilakukan dengan cara memelihara sementara benih pada wadah khusus. Tahap ini mampu dikerjakan beberapa hari hingga benih ikan dirasa sehat dan tidak dijumpai ikan mati. Perlakuan dalam tahap ini yaitu perlindungan garam krosok 1 kg/m kubik bila benih memiliki luka atau terserang patogen. Setelah itu kerjakan sampling untuk menghitung jumlah benih yang akan dipakai. Pada tahap ini boleh dilakukan sortir kembali pada benih ikan. Serta penimbangan bobot sumbuh pada sampel ikan untuk mengkalkulasikan keperluan pakan. Selanjunya adalah penebaran benih ikan pada bak. Keunggulan bioflok yakni daya tampung yang tinggi, bioflok lele dapat dijalankan dengan padat tebar 1000 ekor/meter kubik. Namun bagi pemula disarankan untuk memulai dengan kepadatan lebih rendah. Cara beternak lele untuk pemula dengan penerapan sistem bioflok cukup mudah. Padat tebar lele bioflok yang direkomendasikan yakni 300 ekor/m kubik. Aplikasi probiotik lele dilaksanakan sesudah benih lele tampaklebih sehat dan stabil. Jika sebelumnya telah dijalankan quality control maka mampu segera dilaksanakan aplikasi probiotik. Aplikasi Media Awal Bioflok Ketinggian air yang dipakai yaitu sekitar 80 cm, untuk itu dilakukan penambahan air sebelum aplikasi media bioflok. Pastikan keadaan aerasi pada bak cukup stabil untuk dilaksanakan aplikasi media. Aplikasi pertama ialah dengan melarutkan garam krosok dengan takaran 1 Kg/meter kubik ke dalam air, disertai penambahan dolomit dengan dosis 50 gram/meter kubik, molase sebanyak 100 mL/meter kubik (molase dapat dimasak apalagi dahulu sampai mendidih lalu didingankan), dan terakhir ialah penambahan probiotik Bacillus sp. dengan takaran 10 gram/meter kubik. Probiotik lele bioflok memiliki faedah yang bagus bagi ikan. Sebab bagi ikan sendiri mampu menciptakan enzim pencernaan. Sebagai syarat aksesori dalam persiapan ini semestinya dilaksanakan pada waktu pagi hari. Manajemen Pakan Lele Bioflok Dosis pakan yang hendak diberikan dalam 1 hari adalah sebanayk 1% untuk hari pertama hingga hari ketiga. Selanjunya takaran pakan yang diberikan yaitu 3% dari biomassa ikan. Untuk mengkalkulasikan pakan gunakan data sampling sebelumnya. Frekuensi perlindungan pakan ialah 3 kali sehari adalah pada pagi, sore dan malam hari. Pemberian pakan pada malam hari dijalankan alasannya adalah ikan lele merupakan hewan nokturnal. Karena dukungan pakan dijalankan sebanayak 3 kali maka jumlah pakan menurut biomassa dibagi tiga. Berikanlah pakan yang bermutu dan teratur karna jika tidak ikan lele bisa menjadi kanibal kalau ia kelaparan, pakan yang digunkan mesti sesuai dengan takaran berat ikan lele. Pakan lele mampu diaduk dengan probiotik yang mengandung Lactobacillus sp. dengan dosis 5 gram/Kg pakan. Sembari dikerjakan derma pakan, maka lakukan observasi terhadap reaksi. Normalnya pakan yang diberikan akan habis dalam waktu 3-5 menit bahkan bisa jadi lebih cepat. Panen Ikan Lele Budidaya lele di bak terpal cukup menjanjikan hasil yang baik khususnya bagi pemula. Dengan bioflok lele jangka waktu panen mampu dijalankan pada umur 65 hari. Namun umumnya panen dikerjakan menurut ukuran usul pembeli. Panen ikan lele di kolam terpal mampu dijalankan secara parsial maupun total. Panen secara parsial dikerjakan dengan mengambil ikan yang cocok harapan. Ikan lele yang tersisa dapat dijalankan pemeliharaan kembali. Panen total dilaksanakan dengan menguras habis isi air dalam bak lalu memanen dengan jala atau seser seluruh lele. Setelah panen segera kerjakan pembersihan kolam dengan air higienis lalu lakukan pengeringan. Agar menjadi lebih steril maka dapat dijalankan penambahan klorin 10% lalu dijemur selama 1 harian. Manajemen Kesehatan Ikan Lele Bioflok Benih lele pada permulaan penebaran masih sungguh rentan terserang penyakit atau mengalami stress. Oleh sebab itu perlu dikerjakan monitoring yang sempurna untuk mengenali gejala-tanda-tanda yang timbul pada ikan. Perlu diamati selama periode pemeliharaan dapat dilaksanakan penghematan hingga menghentikan pemberian pakan sementara bila ikan lele yang diternak mengalami persoalan atau kemunduran mutu. Bila terjadi ajal maka dapat dilakukan observasi berupa menghitung jumlah ikan yang mati. Jika tingkat kematian ikan masih relatif kurang dari 50% maka air pada bak dibuang 50% lalu diganti dengan air gres. Selanjutnya kembali dikerjakan penambahan aplikasi media bioflok dengan masing-masing dosis garam 1/2 Kg/m kubik, dolomit 10 gram/m kubik, dan probiotik 5 gram/m kubik. Setelah itu ikan kembali dipuasakan selama kurang lebih 24 jam. Pada kasus kematian ikan lele diatas 50% per hari maka langkah-langkah yang dijalankan adalah membuang seluruh air dari dalam kolam kemudia membuang ikan yang mati. Selanjutnya dilakukan pembersihan kolam atau pendapatan air hingga busa terbuang seluruhnya. Selama itu matikan aerasi dan masukkan air hingga ketinggian 20 cm. Kemudian kerjakan pinjaman garam sebanyak 1 Kg/m kubik dan antibiotik sebananyak 5 gram.m kubik. Pada kasus ketiga kalau jumlah kematian telah meraih diatas 70% maka langkah yang dilakukan ialah melaksanakan panen ikan secara total. Air sisa pemeliharaan terlebih dahulu dibuang seluruhnya. Adapun ikan dari kolam yang dibuat jangan disatukan dengan ikan pada kolam lainnya karena bisa menjadi carier (pembawa penyakit). Cara Identifikasi Air yang Baik Dalam Ternak Lele Bioflok Pengukuran mutu air Kualitas air dalam aktivitas budidaya menjadi aspek penentu utama dalam menjamin keberhasilan. Semakin baik cara mempertahankan kualitas air makan semkin besar potensi berhasil dalm bisnis ternak lele yang dilaksanakan. Ada beberapa cara yang dapat dijalankan untuk mengidentifikasi kualitas air yang bagus walau tampa menggunakan alat ukur. Air yang tidak bacin menerangkan kesuksesan bioflok dalam mereduksi kandungan amonia dan nitrogen dalam air. Perilaku ikan juga mampu menjadi indikator kualitas air. Jika ikan cenderung berada di permukaan maka bisa jadi kandungan oksigen pada media budidaya mengalami penurunan. Selain itu bisa jadi air telah sungguh terkotori oleh limbah budidaya sehingga menjadi tidak pantas bagi ikan. Sebaliknya bila ikan condong berada di bawah permukaan air maka mutu media budidaya masih layak. Jika menerapkan teknologi bioflok maka salah satu indikator mutu air yaitu warna yang cenderung berwarna kecoklatan. hal ini pertanda adanya dominasi basil heteroftrof. Sedangkan jikalau air menjadi condong berwarna hijau mengambarkan terlalu banyak fitoplankton yang tumbuh. Jika terjadi penurunan mutu air maka secepatnya kerjakan penaganan untuk menghindari kerugian. Untuk memantau kualitas air yakni dengan mengevaluasi atau memantau kadar flok secara berkala maksimal 4 hari sekali. Jika terjadi penurunan atau tidak terjadi penambahan kadar flok maka kerjakan aplikasi pemanis dengan dosis setangah dari aplikasi permulaan. Adapun bahan yang digunakan cukup probiotik dan molase atau gula pasir. Aplikasi penambahan probiotik dan molase Cara Menangani Penurunan Kualitas Air Agar menemukan hasil yang memuaskan maka wajib untuk mengerti cara ternak lele yang bagus dan benar. Salah satu penyebab penurunan kualitas air dalam metode bioflok ialah penurunan kepadatan bakteri. Hal ini akan berdampak pada pergeseran warna air menjadi coklot memutih atau menjadi agak pucat dan akan menjadikan anyir. Hal ini disebabkan oleh kandungan nitrit yang tinggi. Cara menangani hal ini ialah dengan membuang 30-40% air dari dalam kolam lalu diganti dengan yang baru. Selain itu kembali dikerjakan penambahan dolomit, probiotik dan juga mampu diberikan tambahan molase jika perlu. Kerap pula masalah mutu air menyebabkan ikan akan timbul bergerombol dipermukaan air atau terlihat menggantung. Keadaan ini mampu disebabkan oleh penurunan nilai pH secara drastis, namun juga dapat dipengaruhi oleh parameter lainnya. cara penanganannya adalah dengan membuang 30-40% air kemudian tambahkan air yang gres beserta aksesori dolomit sesuai dengan takaran kedua. Keunggulan Ternak Bioflok Lele Rekomendasi Bagi Pemula Bioflok merupakan teknologi budidaya masa sekarang dan sungguh berpeluang untuk dikembangkan. Budidaya jaman dahulu selalu mengandalkan luas lahan berhektar-hektar sebagai contoh kekayaan atau peluangjumlah panen yang melimpah. Namun sekarang dengan teknologi bioflok menjadi alternatif pemanfaatan lahan sempit. Dengan bioflok tidak dibutuhkan lahan luas untuk membudidayakan ikan dalam jumlah besar. Contohnya saja budidaya ikan nila secara konvensional yang hanya memuat padat tebar 10 ekor per meter kubik. Sedangkan bioflok ikan nila bisa menampung padat tebar hingga 100 ekor per meter kubik. Perbedaan menakjubkan bukan ? Beberapa unit balai mulai gencar mengiklankan penerapan bioflok. Karena memang cara ini sungguh menguntungkan. Keunggulan bioflok yaitu selaku berikut : Efisien dalam penggunaan air Efisien dalam penggunaan pakan Produktivitas tinggi Ramah lingkungan Daging lebih higenis Keunggulan yang cukup penting dalam bioflok ialah efisien dalam penggunaan pakan, sehingga hal ini menjadi tanggapan cara ternak ikan lele semoga cepat besar. Dengan kelebihan demikian kami sangat merekomendasikan budidaya lele biolok terhadap pemula. Cara ternak lele pemula bahwasanya sukar jika belum mengenal karakteristik dan sistem budidaya yang akan dijalankan. Bagaimana apakah anda berminat berternak ikan lele? Jika ya, biar cara yang diatas mampu menolong anda. Jika tidak bahan diatas mungkin mampu menjadi materi dalam pembelajaran. Semoga cara dan tahap diatas dapat berfaedah. Sumber https://belajarmembudidayaikan.blogspot.com
pop
Home
Bioflok
Budidaya Air Tawar
Cara Berternak Ikan Lele Bioflok, Budidaya Produktifitas Tinggi Dan
Ramah Lingkungan
Sabtu, 18 Juli 2020
Cara Berternak Ikan Lele Bioflok, Budidaya Produktifitas Tinggi Dan Ramah Lingkungan
Diterbitkan Juli 18, 2020
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon