Minggu, 19 Juli 2020

Panduan Cara Lele Pada Kolam Beton

Masa kini banyak yang sudah menjajal membuka usaha ternak lele. Komoditi budidaya lele cukup terkenal dan tergolong mudah untuk dibudidayakan. Usaha budidaya lele atau juga diketahui sebagai ternak lele sudah sejak usang digeluti oleh sebagian besar pelaku budidaya air tawar. Usaha ternak lele pemula memang cocok untuk dilakukan. Sebab lele ikan yang sudah diakui ketahanannya. Bahkan dalam keadaan yang minim air dan oksigen lele masih saja bisa hidup dengan baik. Alasan ini juga yang menjadi peluang bagi pembudidaya untuk memilih beternak ikan lele. Cara Lele Pada Kolam Beton Dalam ilmu budidaya sendiri terbagi menjadi 2 bab yaitu pembenihan dan pembesaran. Untuk kali ini kita akan mengulas tentang cara memeliharan ikan lele sampai menjadi meraih ukuran konsumsi. Dalam pembesaran ikan lele terdapat beberapa tahapan yang perlu untuk dijalankan semoga usaha budidaya ikan lele yang dilaksanakan dapat sukses dengan baik. Untuk mengawali bisnis ikan lele perlu memerhatikan tahapan budidaya lele yang benar. Tahapan cara membudidayakan ikan lele ialah sebagai berikut : Pengadaan Sarana dan Prasaran (Sarpras) Sebelum mengawali acara budidaya lele, ada baiknya untuk mempersiapkan terlebih dulu segala keperluan yang kira-kira akan diperlukan dalam kegiatan nantinya. Untuk itu tentukan kemampuan modal cukup. Adapun yang perlu dipersiapkan apalagi dahulu yakni pengadaan wadah budidaya mirip bak beton dengan dasar tanah, pengadaan pakan, peralatan budidaya (seser, waring, ember, baskom dll..), kendaraan untuk pengangkutan jikalau memungkinkan, pagar pembatas untuk keselamatan, beberapa vitamin dan obat obatan yang berguna bagi ikan jika saja suatu saat terjadi dilema. Penting untuk mempersiapkan hal mendasar sedini mungkin untuk berjaga-jaga jikalau saja terjadi hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. Misalnya obat-obatan yang tentunya seringkali tidak gampang untuk diperoleh. Baca : Peluang Usaha Konsumsi Persiapan Kolam Beton Untuk Budidaya Lele Dalam kegiatan budidaya tahap antisipasi kolam menjadi yang paling pertama dijalankan. Dalam usaha pembesaran lele dibutuhkan bak yang memadai. Untuk wadah budidaya dapat dipilih kolam beton. Kolam beton yang digunakan dapat sepenhnya menggunakan beton atau juga bisa menggunakan dasar tanah. Kolam lele beton mempunyai kelebihan dibandingkan kolam yang seluruhnya menggunakan struktur tanah, mirip menyingkir dari kebocoran, dinding lebih kokoh dan tidak porus, serta jauh lebih aman tentunya. Baca : Tahapan Persiapan Dalam Di Kolam Tanah Adapun tahap antisipasi kolam beton untuk budidaya ikan lele mencakup tahap pengeringan tanah, pembuatan tanah dasar, pengapuran, pemupukan dan pengisian air. 1. Pengeringan Tanah Dasar Pengeringan tanah dasar dijalankan dengan cara mengeluarkan seluruh air dari dalam bak kemudia dibiarkan selama 3-7 hari atau hingga kolam sudah dirasa cukup kering. Ciri tanah yang mengering ini yakni tanah menjadi pecah-pecah. Tahap pengeringan dalam budidaya bermaksud untuk mematikan mikroorganisme yang hidup di dasar kolam sehingga dapat menetapkan rantai penyebaran penyakit. Selain itu fungsi pengeringan hingga tanah menjadi retak-retak ialah untuk menguapkan gas-gas atau bahan yang memiliki potensi merugikan bagi ikan lele. Pengeluaran air memakai kemalir 2. Pengolahan Tanah Dasar Setelah kolam dianggap cukup kering maka selanjutnya mampu dilakukan tahap pengolahan tanah dasar. Caranya yakni dengan melaksanakan pembalikan tanah dengan tujuan untuk menggemburkan tanah. Tanah yang yang sudah gembur biasanya mengandung cukup oksigen. Dalam melakukan pembuatan tanah dasar dapat menggunakan cangkul atau hand traktor. Penggunaan hand traktor dianggap lebih cepat, efisien dan efektif. Secara sederhana pembuatan tanah dasar dengan hand traktor ini dijalankan dengan membalik tanah, merusak permukaan tanah kemudia digemburkan dan diratakan kembali. Agar membuat lebih mudah proses pembajakan bak maka pastikan dahulu untuk membasahi tanah dengan air. Pengolahan Tanah Dasar Menggunakan Hand Traktor 3. Pengapuran Tanah Dasar Pengapuran dijalankan dengan tujuan untuk menetralkan pH tanah biar sesuai untuk dikerjakan acara budidaya. Selain itu pengapuran juga mampu untuk membunuh mikroorganisme yang masih hidup pada tanah. Pada lazimnya pH tanah yang dianjurkan dalam acara budidaya ialah 6-8,5.Derajat keasaman (pH) dapat memmengaruhi kondisi ikan mirip nafsu makan. Selain itu juga mampu memengaruhi parameter mutu air yang lain seeperti kandungan nitrogen dan amonia. Pengapuran dapat dijalankan sesudah tanah yang telah dimasak dikeringkan kembali selama 1-2 hari. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air pada tanah, sehingga hanya menyisakan tanah yang lembab saja.  Dosis kapur yang digunakan adalah 300-750 gram per meter persegi dengan menggunakan kapur dolomit. Cara aplikasi ialah dengan menebar kapur secara langsung pada permukaan tanah secara merata.  Sebenarnya pengapuran ini dilakukan untuk menertralkan pH tanah. Oleh alasannya adalah itu bila pH tanah telah dianggap wajar atau pada kisaran yang diusulkan maka mampu saja tidak dilaksanakan pengapuran lagi. Untuk itu perlu dilaksanakan pengukuran mutu tanah dengan menggunakan alat mirip soil tester. 4. Pemupukan Tanah Dasar Pemupukan pada tanah dasar bertujuan untuk mempertahankan bagian hara sehingga mampu merangsang perkembangan pakan alami bagi ikan. Untuk pemupukan sebaiknya memakai bahan yang lebih ramah lingkungan. Seperti pupuk organik dan pupuk kandang. Penerbaran pupuk gres dilaksanakan pasca 1-2 hari sehabis dijalankan pengapuran. Dosis pemupukan untuk pupuk kandang ialah 250 Kg per hektar lahan. Sedangkan jika menggunakan pupuk cair organik maka cukup dengan 2 liter pupuk untuk lahan 1 hektar.  Penebaran pupuk cair pada tanah yang telah di gemburkan 5. Pemasukan Air Tahap tamat dari antisipasi wadah yakni pemasukan air sebagai media hidup ikan. Sebelum melaksanakan pengisian air perlu diamati beberapa hal mirip waktu pendapatan air dan sumber air.  Pada biasanya pemasukan air dlakukan dalam 2 tahap. Tap pertama dijalankan pengisian hingga ketinggian 30-50 cm untuk memudahkan perkembangan pakan alami. Selanjutnya selang 3-4 hari mampu dilakukan pengisian air sampai ketinggian 80-100 cm. Pengadaan Benih Ikan Lele Tahap berikutnya setalah wadah yang hendak dipakai telah siap maka mampu dilaksanakan pengadaan benih. Dalam pengadaan benih perlu diperhatikan beberapa aspek mirip mutu benih. Benih yang sehat biasanya mempunyai ciri bergerak aktif, bersifat melawan arus, tidak menyendiri, peka terhadap rangsangan dan tidak terdapat luka atau cacat. Selain itu usahakan bibit ikan yang dipakai memiliki ukuran yang seragam. Pilih benih ikan lele yang bagus dan mempunyai ketahan serta pertumbuhan yang relatif cepat. Seperti lele sangkuriang dan lele dumbo yang sudah cukup banyak dipakai oleh pembudidaya kebanyakan. Perlu dimengerti bahwa benih ikan menjadi salah satu faktor penting penentu keberhasilan dalam budidaya. Tentu saja anda yang memilih bisnis lele menantikan hasil yang memuaskan. Oleh alasannya itu pastikan memilih benih yang bermutu. Jika benih yang digunakan tidak bermutu maka tentu saja memerlukan perlakukan pelengkap dalam pemeliharaan kedepannya. Selain itu potensi terserang penyakit menjadi lebih besar. Hal ini mampu berimbas pada penggunaan pakan yang menjadi tidak efisien serta penambahan jumlah biaya yang mau dikeluarkan. Benih ikan lele untuk budidaya Penebaran Benih Ikan Lele pada Kolam Beton Jika benih telah disiapkan maka selanjutnya dapat dilaksanakan penebaran ikan pada bak beton. Penebaran ikan kebanyakan dan sebaiknya dilaksanakan pada saat keadaan cuaca relatif teduh atau sejum. Seperti pada pagi atau sore hari. Bisa juga dijalankan ketika keadaan cuaca mendung. Tujuan memilih waktu penebaran ini adalah untuk menyingkir dari bibit ikan stres akibat efek panas dari lingkungan. Cara melakukan penebaran benih ikan ialah dengan melaksanakan aklimatisasi apalagi dulu. Kantong yang berisi benih ikan apalagi dulu ditaruh mengapung diatas permukaan air kolam selama kurang lebih 15 menit. Hal ini bermaksud untuk menyamakan suhu antara air pada kolam dengan suhu air di dalah kantong ikan. Baru sehabis waktu dirasa cukup maka pengikat pada kantong secepatnya dilepas kemudia membiarkan ikan keluar dengan sendirinya secara perlahan. Untuk membantu ikan keluar yaitu dengan memiringkan kantong sehingga air mampu mask kedalam secara perlahan disusul ikan akan bergerak sendirinya keluar dari dalam kantong. Adapun pada budidaya lele di kolam beton (budidaya konvensional) dapat dilakukan penebaran benih dengan kepadatan 100-200 ekor per meter sersegi. Padat tebar ini bisa saja berubah sesuai kondisi. Misalnya bila anda memiliki aerator atau kincir untuk menolong suplai oksigen maka dapat dilaksanakan peningkatan padat tebar. cuma saja pada budidaya lele konvensional tidak diusulkan penggunaan kincir dan aerator sebab cuma akan menambah ongkos operasional. Terkadang kita tidak mampu memastikan keadaan ikan. Bisa saja pada dikala dijalankan pengamatan benih menunjukan keadaan sehat. Namun untuk memutuskan keadaan benih yang akan digunakan mampu dikerjakan tahap karantina apalagi dulu untuk menentukan ikan yang digunakan sungguh-sungguh sehat dan terbebas dari patogen. Caranya bisa dilaksanakan penampungan sementara pada wadah atau bak khusus dengan pinjaman hapa. Cara Pemeliharaan Ikan Lele Setelah dijalankan penebaran ikan maka tahap selanjutnya adalah pemeliharaan ikan sampai mencapai waktu panen. Waktu pemeliharaan untuk ikan lele sampai meraih ukuran konsumsi yaitu sekitar 3-4 bulan. Dalam pemeliharaan terdapat beberapa hal yang mesti menjadi perhatian semoga ikan yang di budidaya mampu bertumbuh dengan baik. Adapun tahapan dalam pemeliharaan ikan lele meliputi : Manajemen Pakan Dalam Usaha Lele Pemberian pakan merupakan bagian paling penting dalam budidaya. Biaya untuk makan mampu meliputi 40-60 % dari total pengeluaran selama era produksi. Oleh alasannya adalah itu dibutuhkan manajemen pakan yang benar supaya uaha budidaya ikan lele yang dijalankan mampu menciptakan keuntungan. Selain itu perlu untuk memastikan bahwa jenis pakan yang dipakai sesuai dengan kebiasaan makan dan kebutuhan nutrisi bagi ikan lele. Untuk lele biasanya menggunakan jenis pakan apung dengan kandungan protein tinggi. Kandungan protein pakan lele lazimnya berkisar 30%. Dosis pakan untuk lele umumnya dapat diadaptasi dengan umur ikan. Pada ketika awal penebaran umumnya dapat dijalankan perlindungan pakan 5% dari biomassa ikan hingga berumur 2 minggu. Selanjutnya takaran pakan yang dipakai ialah 3% biomassa ikan.  Untuk memilih jumlah pakan yang diberikan setiap harinya maka dilakukan samplingbobot badan ikan setiap 1 atau 2 minggu sekali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan biomassa ikan. Selain itu pada dikala sampling mampu dijalankan pengambilan data perkembangan untuk memonitoring pertumbuhan ikan. Juga pada ketika sampling ini dapat dijalankan observasi kondisi ikan untuk memastikan ikan tetap sehat. Manajemen Kualitas Air Usaha Lele Menurut pakar profesional dalam budidaya yang perlu dan paling penting dijaga yakni kualitas media hidup ikan ialah mempertahankan mutu air. Manajemen kualitas air yang baik akan menunjang kesuksesan usaha budidaya ikan lele yang dilakukan. Untuk melakukan monitoring mutu air dibutuhkan alat ukur sepertu DO meter yang telah komplit meliputi beberapa parameter yang lain. Untuk budidaya ikan lele mirip halnya ikan pada umumnya ialah dapat hidup dengan baik pada kisaran suhu 20-30 C. Suhu ini merupakan rentang terluar kisaran suhu untuk budidaya ikan lele. Terdapat beberapa versi tentang parameter ini mirip suhu 25-29 C. Untuk pH nasehat 6-8,5. Untuk oksigen terlarut seharusnya tidak berada dibawah 3. Sebagai langkah persiapan jikalau terjadi penurunan kualitas air maka dapat dikerjakan penggantian sebagian massa air atau dengan menerapkan sistem air mengalir, sehingga secara otomatis air akan bergenti dengan sendirinya. Beberpa cara untuk mempertahankan kualitas air dapat dilaksanakan mirip aplikasi probiotik yang mampu menekan pertumbuhan basil patogen. Pengendalian hama dan Penyakit Seperti halnya manusia, ikan jika hidup dalam lingkungan bersih akan terbebas dari penyakit, Maka usahakan lingkungan budidaya senantiasa bebas dari pencemaran. Terapkan pagar pembatas pada sekitar area budidaya untuk mengantisipasi masuknya hama berupa binatang dan hama berkaki dua yang bisa mencuri ikan. Jika ikan terjangkit penyakit maka segera lakungan penanganan. Sebab bila dilaksanakan pembiaran maka penyakit mampu menyebar dengan segera. Penanganan ini dapat dilakukan dengan memilih ikan yang terjangkit penyakit kemudia dikerjakan pengobatan menggunakan antibiotik. Panen Ikan Lele Tahap selesai dalam acara budidaya yaitu panen. Panen ialah acara yang paling dinanti oleh pembudidaya. cara panen ikan mampu dikerjakan secara menyeluruh dan parsial. Panen total dikerjakan dengan menguras air kemudian dikerjakan panen. Namun untuk panen parsial dijalankan jikalau masih sulit menemukan pembeli. Panen parsial maksudnya ialah menyeleksi ikan yang layak jual terleih dahulu. Sedangkan sisanya mampu dipelihara kembali. Dalam memanen ikan mesti dijalankan secara hati-hati namun cepat. Jika terlalu lama saat memanen ikan mampu saja mati akhir terlalu berdesakan dan menjadi tidak laku. Dalam penjualan ikan air tawar juga lazimnya dijalankan pada dikala ikan masih dalam kondisi hidup semoga ikan tetap segar. Baca : Kolam Air Deras, Serta Kelebihan dan Kekurangannya Nah itulah Panduan Cara Lele Pada Kolam Beton. Selamat mencoba...
Sumber https://belajarmembudidayaikan.blogspot.com


EmoticonEmoticon