Teknik budidaya kelapa sawit mencakup segala bentuk usaha yang perlu dikerjakan terkait dengan pembudidayaan tumbuhan kelapa sawit. Tahapan tersebut di antaranya mencakup pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Proses budidaya kelapa sawit yang dijalankan dengan sempurna dan sesuai prosedur yang benar pasti akan menciptakan TBS (Tandan Buah Segar) yang cocok dengan impian. Teknik 1 : Pembibitan Kecambah kelapa sawit yang hendak disemai harus ditanamkan ke dalam polybag berskala 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm yang telah diisi tanah lapisan atas sebanyak 1,5-2 kg. Penanaman tersebut dilaksanakan dengan membenamkan kecambah sawit sedalam 2 cm. Jaga supaya media tanam di polybag senantiasa dalam keadaan yang lembab. Simpan polybag ini di bedengan sementara yang memiliki diameter 120 cm. Memasuki usia 3-4 bulan, bibit kelapa sawit yang sudah mempunyai 4-5 helai daun perlu dipindahkan ke polybag yang lebih besar dengan ukuran 40 x 50 cm. Polybag ini sebelumnya diisi dulu dengan tanah lapisan atas sejumlah 15-30 kg. Kemudian atur polybag-polybag tersebut membentuk segitiga sama sisi yang berjarak 90 x 90 cm. Selama proses pembibitan berjalan, bibit sawit harus selalu dirawat dengan ruitn. Penyiraman dilakukan setiap dua kali sehari atau menyesuaikan keadaan media tanam. Sesekali penyiangan juga perlu dikerjakan untuk menetralisir gulma-gulma yang tumbuh di dalam polybag. Seleksi bibit untuk dipindahkan ke lahan penanaman dikerjakan pada ketika usianya meraih 4-9 bulan. Teknik 2 : Penanaman Bibit kelapa sawit mampu ditanam menggunakan teladan monokultur dan tumpangsari. Lahan juga perlu ditanami tanaman penutup tanah untuk memperbaiki karakteristik media tanam, menangkal terjadinya pengikisan, mempertahankan tingkat kelembaban tanah, serta menekan kemajuan gulma. Tumbuhan penutup tanah ini lazimnya berasal dari flora kacang-kacangan. Tanaman tersebut harus ditanam sesegera mungkin selepas lahan final digarap. Lubang tanam yang dipakai untuk penanaman bibit kelapa sawit memiliki ukuran 50 x 40 cm dengan kedalaman 40 cm. Lubang-lubang tanam tersebut dibentuk dengan jarak sekitar 9 x9 cm. Pisahkan antara sisa galian tanah atas dan bawah. Apabila kontur tanah ternyata tidak rata, seharusnya dibangun teras yang melingkari bukit dengan jarak 1,5 meter dari segi lereng. Disarankan untuk menanam bibit kelapa sawit pada awal ekspresi dominan hujan, di mana curah hujan cukup tinggi. Sehari sebelum proses penanaman bibit dikerjakan, bibit kelapa sawit tersebut perlu disiram seperlunya. Kemudian lepaskan polybag dengan hati-hati, lalu masukkan bibit sawit ke dalam lubang tanam. Taburkan pupuk kandang ke dalam lubang tadi, berikutnya secepatnya timbun lubang dengan galian tanah atas. Teknik 3 : Pemeliharaan Seluruh bibit kelapa sawit yang tidak mampu berkembang dengan baik perlu diganti dengan bibit gres yang berumur 10-14 bulan. Usahakan populasi flora per hektar berkisar antara 135-145 pohon sehingga tidak terjadi kompetisi antar-tanaman dalam memperebutkan sinar matahari. Secara rutin, gulma yang berkembang di area sekitar pohon perlu disiangi agar tidak mengusik kemajuan kelapa sawit. Detail pemupukan kelapa sawit mampu Anda pelajari secara lengkap di sini . Teknik 4 : Pemanenan Pada umumnya, kelapa sawit akan mulai menciptakan buah pada ketika umurnya meraih 2,5 tahun. Buah sawit ini umumnya timbul dalam waktu 5,5 bulan sejak berlangsungnya proses penyerbukan bunga. Buah tersebut lantas mampu mulai dipanen sesudah umur flora sekitar 31 bulan dan mempunyai 60% buah matang. Biasanya dari 5 pohon kelapa sawit yang telah berusia akil balig cukup akal terdapat 1 tandan buah yang siap untuk dipetik. Ciri-cirinya yakni jika ada sekurang-kurangnya5 buah sawit yang terlepas jatuh dari tandan, maka tandan buah tersebut memiliki arti telah layak untuk dipanen. Secara tradisonal, proses pemanenan tandan buah kelapa sawit dijalankan dengan pinjaman egrek. Sumber https://klpswt.blogspot.com
pop
Selasa, 11 Agustus 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon