BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Muhammadiyah yakni perserikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya yaitu Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan terhadap dua bidang ialah perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi terhadap dua kalangan. Pertama, kepada yang sudah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) adalah mengembalikan terhadap anutan Islam yang asli dan murni. Kedua, kepada yang belum Islam bersifat ajakan dan undangan untuk memeluk agama Islam. Adapun dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua ialah terhadap penduduk bersifat kebaikan dan tutorial serta peringatan. Kesemuanya itu dijalankan dengan dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata. Dengan melakukan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan penduduk menuju maksudnya, adalah “Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Rumusan Masalah Bagaimana rumusan sejarah kepribadian Muhammadiyah? Bagaimana kepribadian Muhammadiyah? Apa saja pokok pikiran yang terkandung dalam kepribadian Muhammadiyah? Apa fungsi dari kepribadian Muhammadiyah? Bagaimana cara menuntunkan kepribadian Muhammadiyah? Bagaimana k epribadian Warga Persyarikatan Muhammadiyah ? Kepribadian kita dan Pergeseran Tata Nilai Umat Tujuan Mengerti betapa pentingnya berkpribadian muhammadiyah. Menjadi teladan atau fatwa untuk menjadi lebih baik kedepannya. Menjadi manusia yang lebih baik di aneka macam faktor kehidupan. BAB II PEMBAHASAN Sejarah Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah “ Kepribadian Muhammadiyah” ini timbul pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis, ialah pada kurun 1959-1962. “Kepribadian Muhammadiyah” ini semula berasal dari uraian Bapak H. Faqih Usman, ketika ia menawarkan uraian dalam sebuah latihan yang diadakan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum KH. Faqih Usman menjelaskan bahasan yang berjudu l: “Apa sih Muhammadiyah itu?” Kemudian oleh Pimpinan Pusat dimusyawarahkan gotong royong Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur (HM. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R. Darsono), dan Jawa Barat (H. Adang Afandi). Sesudah itu disempurnakan oleh sebuah Tim yang antara lain, terdiri dari: KH. Moh.Wardan, Prof. KH. Farid Ma’ruf, M. Djarnawi Hadikusuma, M. Djindar Tamimy; kemudian turut membicarakan pula Prof.H. Kasman Singodimejo SH. di samping pembawa prakarsa sendiri KH. Faqih Usman. Setelah persoalan itu telah agak sempurna, maka ditengahkan dalam Sidang Tanwir menjelang Muktamar ke 35 di Jakarta (Muktamar Setengah Abad). Dan di Muktamar ke-35 itulah “Kepribadian Muhammadiyah” disahkan sesudah mengalami usul-undangan penyempurnaan. Dengan demikian maka rumusan “Kepribadian Muhammadiyah” ini ialah merupakan hasil yang sudah disempurnakan dalam Muktamar ke-35 setengah abad pada tahun 1962, selesai era pimpinan HM. Yunus Anis. Kepribadian Muhammadiyah Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan istilah dari kepribadian yang memang sudah ada pada Muhammadiyah semenjak lama bangun. KH. Faqih Usman pada ketika itu hanyalah meng- idhar- kan apa yang telah ada jadi bukan merupakan hal-hal yang gres dalam Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara yang gres, hanyalah karena mereka mendapati Muhammmadiyah telah tidak dalam kondisi yang bahwasanya. K.H. Faqih Usman selaku seorang yang sudah semenjak lama berkecimpung dalam Muhammadiyah, sudah sungguh-sungguh memahami apa bergotong-royong sifat-sifat khusus (ciri-ciri khas) Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku tidak sewajarnya dalam Muhammadiyah, beliaupun dapat mengetahui dengan terperinci. Yang sungguh-sungguh dinikmati oleh almarhum yaitu bahwa Muhammadiyah ialah Gerakan Islam, berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat ut ama, adil dan makmur yang diridh ai Allah Subhanahu wata’ala, bukan dengan jalan politik, bukan dengan jalan ketatanegaraan, melainkan dengan lewat pembentukan masyarakat, tanpa memperdilikan bagamana struktur politik yang manguasainya, sejak zaman Belanda, zaman militerisme Jepang, dan hingga zaman kemerdekaan Republik Indonesia. Muhammadi y ah tidak buta politik, tidak takut politik, namun Muhammadiyah bukan organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik , tetapi kalau soal-soal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik mendesak-desak urusan Agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama Muhammadiyah sendiri. Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Sukarno, maka warga Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik mudah, mereka masuk kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena telah terbiasa dengan perjuangan cara politik, maka dalam mereka berjuang dana bederma dalam Muhammadiyah pun masih menenteng cara dana nada politik cara partai. Oleh almarhum K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada dikala itu, cara-cara demikian dinikmati selaku cara yang dapat menghancurkan nada dan irama Muhammadiyah . Muhammadiyah telah memiliki cara usaha yang khas. Muhammadiyah bergerak bukan untuk “ Muhammadiyah’ sebagai kalangan. Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk kemenangan kalimah Allah, untuk terwujudnya penduduk utama, adil dan sejahtera yang diridlai Allah Subhanahu wata’ala. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammadiyah yaitu Islam yang sajadah, Islam yang lugas (apa adanya), Islam yang menurut Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw, dana menjalankannya dengan memakai nalar pikirannya yang sesuai dengan ruh Islam. Secara leksikal, ‘kepribadian’ berasal dari kata ‘langsung’ yang memiliki arti insan selaku perseorangan. ‘Kepribadian’ (dengan imbuhan ke-an) memiliki arti sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa lain. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kepribadian Muhammadiyah yaitu rumusan yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan anutan amal usaha dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Narasi berikut ini menjelaskan kepribadian Muhammadiyah yang dibutuhkan dapat menjadi munthalaq (start pont), pemikiran dan pijakan utama dalam merumuskan kepribadian seorang muballigh Muhammadiyah, tergolong Muballigh di kalangan mahasiswa. Muhammadiyah ialah sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Secara fungsional Muhammadiyah merupakan alat untuk berjuang dan meraih harapan mulia, terwujudnya masyarakat utama, adil, sejahtera yang diridhoi Allah s.w.t. untuk melakukan fungsi dan misi insan sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi, sebagaimana firman Allah s.w.t. : بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ “ Sebuah negeri yang indah, higienis, suci dan makmur di bawah tunjangan Rabb Yang Maha Pengampun.” (Saba’ : 15) Untuk mencapai tujuan itulah Muhammadiyah didirikan dengan bersendikan dua pilar gerakan utama; amar ma’ruf dan nahi munkar,menurut : وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “ Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak terhadap keIslaman, menyuruh kepada kebaikan dan menghalangi dibandingkan dengan kejelekan. Mereka itulah kalangan yang mujur berbahagia.” (Alu Imran : 104) POKOK PIKIRAN YANG TERKANDUNG DALAM KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH Kepribadian muhammadiyah ialah sifat hakiki yang dirumuskan dan menjadi suatu metode yang berisikan empat pokok pikiran, yaitu : Memahami Kepribadian Muhammadiyah Muhammaduyah ialah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”, maksud gerakannya yaitu “Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar” yang ditujukan pada dua bidang : Bidang perorangan Kepada yang telah islam bersifat pembaruan (tajdid) adalah mengembalikan terhadap pedoman islam yang murni. Kepada yang belum islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memmeluk islam. Bidang penduduk Dakwah ini bersifat perbaikan, tutorial dan peringatan. Dan semua itu dilakukan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata. Dengan melaksanakan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan cara masing-masing yang sesuai, muhammadiyah menggerakan menuju maksudnya, adalah terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Dasar Amal dan Usaha Muhammadiyah Dalam usaha melaksanakan bisnisnya menuju tujuan terwujudnya penduduk islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal bisnisnya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu: Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat terhadap Allah. Hidup manusia bermasyarakat Mematuhi aliran-anutan agama Islam dengan akidah bahwa aliran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bareng untuk kebahagiaan dunia alam baka. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam penduduk ialah kewajiban selaku ibadah terhadap Allah dan ikhsan terhadap kemanusiaan. Ittiba’ terhadap langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW Melancarkan amal perjuangan dan perjuangan dengan ketertiban organisasi. Pedoman amal perjuangan dan perjuangan dengan ketertiban organisasi Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara usaha Muhammai=diyah untuk mencapai tujuan tunggalnya mesti berpedoman: “Berpegang teguh akan fatwa Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan memakai cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah SWT. Sifat Muhammadiyah Dengan prinsip-prinsip dasar tersebut maka apapun yang diusahakan tergolong cara-cara atau tata cara perjuangannya, Muhammadiyah berpedoman : “Berpegang teguh akan aliran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan memakai cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah.” Kesemua rumusan tertera di atas mengirimkan kita terhadap sepuluh sifat-sifat dasar Muhammadiyah yang wajib dipelihara dan diamalkan : Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kemakmuran Dengan sifat ini, Muhammadiyah dihentikan mencela dan mendengki kelompok lain. Sebaliknya, Muhammadiyah mesti tabah menghadapi celaan dan kedengkian kelompok lain tanpa mengabaikan hak untuk membela diri jika perlu, dan itu pun harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh. Memperbanyak mitra dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah Setiap warga Muhammadiyah, siapa pun penduduknya, tergolong da’inya, mesti memegang tegyh sifat ini. Dalam rangka untuk “ Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah”. Inilah, kebanyakan ceramah atau acara dakwah lainnya yang diincarkan oleh dai-da’I Muhammadiyah memakai gaya “sejuk penuh sennyum”, bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana ke mari. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh aliran Islam Lapang dada atau toleransi ialah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam masyarakat, terlebih hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti penduduk Indonesia. Tanpa adanya nrimo, kehidupan akan goncang. Dan prinsip “Memperbanyak Kawan” pasti bermetamorfosis “Memperbanyak Musuh”. Namun bagaimana pun, dalam berlapang dada, kita tidak boleh kehilangan identitas yang harus tetap memegang teguh anutan Islam. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan Sifat “Keagamaan dan kemasyarakatan” sudah merupakan sifat Muhammadiyah sejak lahir. Karena sifat yang mustahil terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah. Mengapa ? Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan oleh Allah lewat para Nabi-Nya juga untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat. Masyarakat adalah “lahan” bagi usaha kegiatan perjuangan Muhammadiyah. Dua sifat ini, yakni keagamaan dan kemasyarakatan dihentikan bangun sendiri-sendiri. Harus berjalin berdampingan. Karena itu, Muhammadiyah bukan gerakan soasial semata-mata. Muhammadiyah adalah gerakan kedua-duanya, baik ke agamaan maupun kemasyarakatan. Tetapi Muhammadiyah bukan gerakan politik, alasannya adalah kalau gerakan politik, tercermin dalam berbagai amal perjuangan yang sudah ditekuninya selama ini. Mengindahkan segala aturan, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah. Muhammadiyah sebagai satu organisasi, mempunyai sejumlah anggota. Anggota ini yakni warga Negara dari suatu Negara hokum. Hukum Negara mempunyai kekuatan mengikat bagi segenap warga negaranya. Ini yaitu kenyataan, maka itu Muhammadiyah mengindahkan semua. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi teladan teladan yang baik. Salah satu keharusan tiap muslim adalah beramar ma’ruf dan nahi munkar, yakni memerintahkan berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang dimaksud kemunkaran adalah semua kejahatan yang merusak dalam kehidupan insan. Tanpa adanya amar ma’ruf dan nahi munkar, kebaikan tidak akan ditegakkan, dan kejahatan tidak akan dapat diberantas. Untuk itu, Muhammadiyah harus mampu menjadi suri pola dalam acara ini, baik kedalam badan sendiri ataupun ke luar, ke tengah-tengah penduduk ramai, dengan penuh kenijaksanaan dan pendekatan yang simpatik. Aktif dalam kemajuan penduduk dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai dengan pemikiran Islam Kapan pun dan dimana pun Muhammadiyah memang haeus selalu aktif dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begtu, Muhammadiyah akan kehilangan tugas dan akan ketinggalan oleh sejarah. Tetapi keaktifan Muhammadiyah dalam perkembangan masyarakat, tidak memiliki arti sekedar ikut arus pertumbuhan penduduk , Muhammadiyah adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan pemikiran Islam. Kerjasama dengan kelompok Islam manapun juga dalam perjuangan memberitakan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya Menyiarkan islam, mengamalkan dan membela kepentingan islam, bukan cuma peran Muhammadiyah, tetapi juga peran semua umat Islam. Karena itu, Muhammadiyah perlu menjalin kerjasam dengan semua kalangan umat islam. Tanpa kerjasama ini, tidak mudah kita melakukan peran yang berat ini. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan kelompok lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai penduduk adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Negara Indonesia ialah milik semua warga negaranya, tergolong warga Muhammadiyah. Suatu kewajiban dijalinnya koordinasi diantara semua bagian pemilik Negara, untuk membangun Negara dan bangsa menuju masyarakat yang adil dan sejahtera yang diridhai Allah SWT. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana. Dengan sifat adil dan korektif, Muhammadiyah tidak bahagia melihat sesuatu yang tidak sebaiknya, dan ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, walaupun perihal diri sendiri. Kaprikornus Muhammadiyah tidak tinggal membisu saja dan taqlid. Tetapi koreksi pada diri sendiri dan ke luar ini dilarang dilaksanakan dengan asal pilih, melainkan mesti dengan adil dan bijaksana. Fungsi Dari Kepribadian Muhammadiyah Muqaddimah budget dasar Muhammadiyah Merupakan sebuah kesimpulan dari perintah dan aliran Al-Qur’an dan sunnah perihal pengabdian manusia terhadap Allah, amal dan perjuangan setiap muslim. Menapaskan semangat dedikasi dan perjuangan itu ke dalam tubuh dan gerak organisasi Muhammadiyah dan dengan demikian juga menjiwai anggaran dasar Muhammadiyah. Anggaran dasar Muhammadiyah. Anggaran pokok yang meliputi dasar, maksud dan tujuan organisasi Muhammadiyah, serta peraturan-peraturan ihwal rangka dan pimpinan organisasi. Anggaran dasar ini menerangkan usaha-usaha yang dijalankan sebuah organisasi untuk meraih keinginan serta tujuannya serta pembiayan untuk itu semua. Khittah Muhammadiyah Langkah-langkah yang berjangka waktu, sambung menyambung berjenjang naik menuju tercapainya maksud dan tujuan Muhammadiyah. Setiap waktu dan setiap muktamar harus mampu meninjau dan menilai kembali jika ingin merubah khittah. Karena khittah putusan muktamar, maka keresmian itu pun dalam muktamar. Kepribadian Muhammadiyah Pedoman atau pegangan bagi gerak dan jalannya Muhammadiyah di dalam perjuangannya menuju harapan. Cara Men e ntunkan Kepribadian Muhammadiyah Tidak ada cara lain dalam menawarkan atau menuntunkan Kepribadian Muhammadiyah ini, kecuali harus dengan teori dan praktek penanaman pengertian dan pelaksanaan. Penandasan atau pendalaman pengertian ihwal dakwah atau bertabligh. Menggembirakan dan memantapkan peran berda’wah. Tidak merasa rendah diri dalam melaksanakan da’wah; namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam lapangan lainnya (politik, ekonomi, seni-budaya dan lain-lain). Keadaan mereka para warga hendaklah ditugaskan dengan peran yang tentu-tentu, bukan cuma dengan sukarela. Bila perlu dikerjakan dengan suatu ikatan, misalnya dengan perjanjian, dengan bai’at dan lain-lain. Sesuai dengan abad itu, perlu dilaksanakan dengan musyawarah yang sifatnya menganalisa peran-tugas itu. Sesuai dengan situasi kini, perlu pula dijalankan dengan formalitas yang menarik, yang tidak melanggar aturan-hukum agama dan juga dengan menunjukkan pertolongan logistic. Pimpinan Cabang, Ranting gotong royong dengan anggota-anggotanya memusyawarahkan target-target yang dituju, materi-materi yang perlu dibawakan dan membagi petugas-petugas sesuai dengan kesanggupan dan sasarannya. Pada musyawarah yang melakukan penilaian, sekaligus dapat ditambahkan bahan-materi atau bekal yang diharapkan, yang mau dibagikan kepada para warga sebagaimuballigh dan muballighot. Kepribadian Warga Pe seri katan Muhammadiyah Muhammadiyah selaku ‘tenda besar’ segala amal perjuangan dan gerak dakwah kita memiliki kepribadian, sifat-sifat dan abjad dasar yang demikian kuat. Tentunya kita, kader Persyarikatan, utamanya para muballigh/dai di golongan mahasiswa, yang menjadi biro utama perubahan umat kepada kebaikan dan penerus estapet perjuangan Muhammadiyah dituntut untuk secara tulus dan benar-benar memegang teguh ( iltizam ) serta committed dengan kepribadian warga Persyarikatan Muhammadiyah yang telah dirumuskan berikut ini : Memahami hakekat Islam secara menyeluruh meliputi faktor iktikad, ibadah, akhlaq dan mu’amalat dunyawiyah; bersumberkan Al-Qur’an dan Sunnah Maqbulah Melandasi segala sesuatu dengan niat lapang dada mencari ridla Allah s.wt. semata-mata Mengamalkan pemikiran Islam secara menyeluruh dalam seluruh faktor kehidupannya, dan berusaha untuk menegakkan Islam dalam kehidupan pribadi, kehidupan keluarga dan kehidupan bermasyarakat sehingga terwujud masyarakat utama yang diridlai oleh Allah SWT Memiliki semangat jihad untuk memperjuangklan Islam Memiliki kemauan dan kesediaan untuk berkorban demi Islam baik korban waktu, harta, tenaga bahkan nyawa sekalipun Mempunyai kesabaran hati dalam mengamalkan, menegakkan dan memperjuangkan Islam dengan arti kata tidak mundur alasannya adalah ancaman dan tidak terbujuk dengan rayuan dan senantiasa istiqamah dalam kebenaran Mematuhi pimpinan dalam hal-hal yang disukai dan tidak digemari selama berada dalam garis kebenaran. Apabila terjadi perbedaan pertimbangan antara beliau dan pimpinan dalam hal yang sifatnya mubah atau ijtihad, ia akan mendahulukan usulan pimpinan Mengamalkan ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan bermasyarakat Aktif dalam dakwah Islam (Muhammadiyah) secara murni dan penuh Bisa dipercaya dan mempercayai orang lain dalam organisasi. Demikianlah Muhammadiyah telah berusaha maksimal untuk mengkonstruksi huruf dan kepribadian warganya yang diperlukan menjadi ’ shibgah’ (celupan, warna dasar) yang membuatnya unggul dalam berinteraksi dengan dirinya sendiri, umat dan sesama anak bangsa. Kepribadian Kita dan Pergeseran Tata Nilai Umat Setelah mencermati narasi kepribadian Muhammadiyah dan Warga Muhammadiyah tertera di atas, ada baiknya kita sandingkan dengan fakta dan orientasi kehidupan kurun sekarang yang berganti dalam durasi dan dengan akselarasi yang sungguh cepat. Arus globalisasi yang ditandai dengan revolusi teknologi di bidang komunikasi dan transportasi sudah berhasil ‘melipat’ pecahan bumi serta meminimalisir jarak dan selisih waktu antar negara. Melalui kekuatan teknologi komunikasi setiap peristiwa di bagian bumi manapun mampu direkam dengan baik, teknologi transportasi sudah mampu menciptakan seseorang untuk berada di beberapa negara dalam waktu yang sedemikian singkat. Inilah yang kemudian menuntaskan segala bentuk sekat-sekat budaya, ras, pemikiran, ideologi dan bahkan agama di antara insan sejagad. Selain itu metode kapitalisme global makin menjerat para pemimpin dan warga negara-negara berkembang, yang nota bene-nya ialah umat Islam. Namun di sisi lainnya timbul segelintir pemilik modal raksasa yang mampu menggerakkan kecenderungan penduduk lazim ‘semaunya’ melalui impor budaya destruktif secara masal. Masyarakat masuk ke suatu tatanan kehidupan liberal yang perorangan, materialistis, sekularistik dan hedonis. Orientasi politik masyarakatpun tak terelakkan dari arus deras ini. Lembaga trias politica; administrator, legislatif dan yudikatif terjebak pada kubangan pragmatisme dan demokrasi liberal yang mengingkari fakta kehendak nurani umat yang mayoritas. Dengan akal demokrasi liberal penduduk dicekoki dengan aneka macam produk legislasi yang berada di luar domain logika sehat. Di tengah-tengah arus deras di atas kita hidup. Dalam menghadapi arus kehidupan yang sedemikian deras, penduduk dunia, tak terkecuali umat Islam, khususnya kita di Indonesia ini, akan berhadapan face to face dengan banyak sekali dampak dari masa ini dalam bentuk aksi ideologi, politik, ekonomi, budaya, intelektual dll. Yang semuanya ini mampu memarjinalkan dan menggerus konservasi kearifan dan budi luhur serta nilai-nilai agama yang telah usang mereka pegang dengan teguh. BAB III PENUTUP Kesimpulan Muhammadiyah adalah persyarikatan yang ialah Gerakan Islam. Maksud gerakanya yaitu Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat . ‘kepribadian’ berasal dari kata ‘eksklusif’ yang mempunyai arti manusia sebagai perseorangan. ‘Kepribadian’ (dengan imbuhan ke-an) mempunyai arti sifat hakiki yang tercermin pada perilaku seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa lain . “Kepribadian Muhammadiyah” ini timbul pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis, adalah pada abad 1959-1962 . Dengan demikian, perlu difahamkan terhadap warga Muhammadiyah: apakah Muhammadiyah itu bahwasanya dan bagaimana cara menjinjing /menyebarluaskannya. Menyebarkan faham Muhammadiyah itu pada hakekatnya menyebarluaskan Islam yang sebenar-benarnya; dan oleh alasannya itu, cara menyebarkannya pun kita perlu mengikuticara-cara Rasulullah saw berbagi Islam pada permulaan pertumbuhannya. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, diperlukan pemahaman ihwal kepribadian kemuhammadiyahan semoga tingkah laris kita lebih baik dan terencana sesuai dengan fatwa tingkah laku yg di dasarkan oleh rancangan dasar kemuhammadiyahan. DAFTAR PUSTAKA Abu-Rabi’, Ibrahim M. Intellectual Origins of Islamic Resurgence in the Modern Arab World . Albany: State University of New York Press, 1996. Auda, Jasser . Maqasid al -Syariah as Philosophy of Islamic Law: A Systems Approach . London: The International Institute of Islamic Thought, 1429H/2008 CE Hasyim,Umar; 1990, Muhammadiyah jalan lurus”,Cetakan Pertama. Surabaya: PT Bina Ilmu Pedoman Muhammadiyah, Http://www.pedomanbermuhammadiyah.com , 07 Mei 2013 Kepribadian Muhammadiyah, Http:// RegalSaputra.blogspot.com, 07 Mei 2013 Kepribadian Muhammadiyah, Http://www.wordpress.com , 07 Mei 2013 Kepribadian Muhammadiyah, Http://MuhammadAzis28.blogspot.com, 07 Mei 2013 Sumber http://worldonstory.blogspot.com
pop
Jumat, 19 Juni 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon