Kelapa sawit yaitu salah satu tumbuhan penghasil minyak nabati. Tingkat permintaannya yang tinggi menciptakan harga minyak kelapa sawit cukup mahal. Para petani pun berlomba-lomba membudidayakannya. Indonesia berhasil menjadi negara penghasil minyak sawit paling besar di dunia. Kelapa sawit memang cukup gampang dipelihara di negara kita. Tetapi ada berbagai penyakit yang mengintai tumbuhan kelapa sawit. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai yakni penyakit patah pangkal pelepah . Penyakit ini menjadikan pelepah-pelepah kelapa sawit tiba-datang menjadi patah. Dampaknya antara lain proses fotosintesis menjadi tidak maksimal, hanya sedikit buah yang dihasilkan, dan kesehatan tanaman menjadi menyusut. Pelepah yang patah tadi biasanya tidak menawarkan gejala pembusukan di bab dalamnya. Sayangnya belum dikenali alasan ilmiah yang tepat sebagai penyebab terjadinya penyakit patah pangkal pelepah. Faktor genetis juga tak mensugesti timbulnya penyakit ini. Dugaan paling besar lengan berkuasa yakni penyakit patah pangkal pelepah disebabkan oleh siklus pembuahan yang terjadi secara intensif. Selain itu, kekurangan air pada saat isu terkini kemarau pun diduga besar lengan berkuasa menjadi pemicu hadirnya penyakit patah pangkal pelepah. Penelitian menerangkan bahwa intensitas tanda-tanda penyakit patah pangkal pelepah akan berkembangmanakala tingkat produktivitas hasil tumbuhan per individu pun meningkat. Sekitar 30-40 persen flora kelapa sawit memperlihatkan tanda-tanda-tanda-tanda gangguan penyakit ini bila hasil per pohon lebih dari 200 kg/tahun. Kadar kalsium yang terkandung di daun juga sangat penting dalam membentuk kekuatan jaringan pada pelepah. Pembusukan merupakan efek sekunder dari patahnya pangkal pelepah kelapa sawit. Tetapi maut pelepah yang sudah patah tadi mampu dipercepat oleh penyebaran jamur ke dalam jaringan. Dari lesio sering diisolasi cendawan mirip Marasmius palmivorus, Fusarium sp., dan Phytophthora sp. Oleh alasannya adalah itu, masalah patah pangkal pelepah kelapa sawit umumnya akan merembet ke penyakit-penyakit yang yang lain. Ada aspek-faktor yang mendorong terjadinya patah pangkal pelepah pada tumbuhan kelapa sawit, antara lain : Penyakit patah pelepah lebih banyak ditemukan di daerah yang memiliki bulan kering lebih dari 3 bulan, curah hujan kurang dari 60 mm/bulan, defisit air lebih dari 200 mm/tahun, dan deret hari panas terpanjang lebih dari 20 hari. Umur tanaman. Tanaman kelapa sawit yang telah berusia lebih dari 9 tahun lebih rentan terkena penyakit patah pangkal pelepah. Varietas tumbuhan. Tanaman yang memiliki pelepah panjang lebih rentan mengalami penyakit patah pangkal pelepah. Biasanya berasal dari varietas dumphy. Tanaman dalam fase bikinan yang tinggi. Diketahui flora kelapa sawit akan menunjukkan tanda-tanda-tanda-tanda gangguan penyakit ini kalau hasil per pohon lebih dari 200 kg/tahun. Kondisi tanah. Penyakit patah pangkal pelepah pada tanaman lebih banyak ditemukan pada perkebunan kelapa sawit yang mengandung tanah berpasir. Sumber https://klpswt.blogspot.com
pop
Jumat, 10 Juli 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon