Jumat, 17 Juli 2020

Mengatasi Yang Menciptakan Buah Pasir

Bagaimana cara mengatasi kelapa sawit yang menghasilkan buah pasir? Salah satu kendala yang kerap terjadi pada proses budidaya kelapa sawit ialah flora-flora yang kita pelihara menciptakan buah pasir. Kasus ini umumnya terjadi pada tanaman muda dengan rentang usia antara 12-18 bulan. Buah pasir sendiri merupakan ungkapan untuk menyebutkan buah kelapa sawit yang ukurannya sungguh kecil. Biasanya buah ini dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit yang masih baru berguru menghasilkan buah. Buah pasir memiliki ukuran yang sangat kecil dengan berat jenjang yang ringan sekali di bawah 1 kg/tandan seperti mirip buah cengkeh . Tentu saja buah semacam ini tidak ideal bila diproses lebih lanjut sebab tidak menghasilkan keuntungan. Sebagai petani, Anda harus melakukan suatu upaya untuk memutus mata rantai buah pasir tersebut semoga tanaman kelapa sawit bisa menghasilkan buah yang lebih besar. Sebab jika terus dibiarkan bukan mustahil tumbuhan kelapa sawit tadi akan terus menghasilkan buah pasir. Salah satu upaya untuk mengatasi kelapa sawit yang berbuah pasir adalah metode kastrasi. Pada prinsipnya, metode ini dijalankan dengan membuang semua buah pasir yang dihasilkan oleh flora kelapa sawit sebanyak tiga kali masa berbuah. Tujuannya adalah menekan kemajuan generatif flora tersebut sehingga perkembangan vegetatifnya mampu lebih dimaksimalkan. Setelah flora tersebut telah remaja, barulah kita biarkan untuk menghasilkan buah kelapa sawit. Di bawah ini faedah-manfaat dari sistem kastrasi untuk flora kelapa sawit : Meningkatkan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tanaman yang usianya belum ideal memang sebaiknya lebih difokuskan pada pertumbuhan vegetatifnya. Dengan begini, tumbuhan kelapa sawit tersebut akan berkembang makin tinggi dan kian besar menjadi pohon yang ideal untuk menghasilkan buah. Apabila energi dan nutrisi pada flora belum menghasilkan (TBM) ini terbagi untuk mendukung perkembangan generatif, maka pertumbuhan vegetatifnya tidak maksimal. Batang kelapa sawit tersebut akan menjadi kecil sehingga buah yang dihasilkan pun kecil-kecil. Menyeragamkan Berat Tandan Buah Sawit Walaupun Anda menanam bibit kelapa sawit secara bersamaan di waktu yang sama, selang beberapa bulan lalu posturnya niscaya tidak sama. Ada tanaman yang tumbuh subur, tinggi menjulang, sampai tanaman yang masih pendek. Hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhannya yang tidak seragam dan adanya tumbuhan sulam yang Anda tanam untuk menggantikan bibit yang tidak bagus. Metode kastrasi akan menyeragamkan kembali pohon-pohon sawit tersebut sehingga dapat menghasilkan berat tanda yang seragam pula sekitar 3-4 kg/tandan. Mengurangi Tingkat Kelembaban Tanaman Tanaman kelapa sawit yang masih muda lazimnya menghasilkan tandan dalam jumlah yang cukup banyak. Bahkan tandan-tandan ini tumbuh nyaris di setiap ketiak pelepahnya. Namun akibat masih rendahnya postur tanaman tersebut, tingkat kelembaban udara di sekitar buah pun cukup tinggi. Bila tidak secepatnya tertuntaskan, keadaan ini mampu mengakibatkan hadirnya serangan jamur dan cendawan yang menjinjing bibit penyakit. Proses kastrasi akan menghemat tingkat kelembaban udara pada tanaman kelapa sawit. Memutus Siklus Hidup Hama Metode kastrasi juga mampu memutus siklus hidup hama khususnya Thirataba rufivena. Hama ini berbentukulat yang berwarna cokelat muda, kepalanya cokelat, badan halus dipenuhi rambut, serta panjangnya meraih 27 mm. Ulat ini ialah bentuk larva dari ngengat yang berwarna cokelat kelabu dengan kilap perak, dan rentang sayapnya mencapai 25 mm. Ngengat ini suka sekali menaruh telur-telurnya di sekitar buah kelapa sawit. Kemudian larvanya akan hidup di dalam buah sawit dan bunga jantan. Akibatnya buah pun menjadi berlubang dan nilai rendemennya menurun.
Sumber https://klpswt.blogspot.com


EmoticonEmoticon